Thursday 17 January 2013

dunia intrik dan berujung duit..

itulah dunia politik.
menurutku memang begitulah adanya..
sejujurnya aku muak dan eneg tiap kali membaca berita-berita politik di negeri ini. aku yakin nggak ada satupun manusia di negeri ini yang terjun ke dunia politik dengan niat ikhlas untuk kepentingan rakyat bangsa dan negara tanpa embel2 pamrih terhadap materi.
tiap kali liat tokoh anu tadinya di partai A lantas pindah ke partai B karena naga2nya partai B ini kelak yang akan berjaya. alasannya sih ketidaksesuaian visi. halahhh enggak banget deh. pasti ujung2nya mengamati potensi materi dan jabatan apa yang kelak akan diperoleh karena di partai B ini kelihatannya yang akan berkibar di masa mendatang. semuanya aji mumpung.
trus untuk bisa kepilih jadi legislatif kan perlu modal besar, makanya wajar2 aja kali abis itu mikirin gimana caranya balikin modal.
banyak banget teman2 kuliahku yang sekarang bertebaran di dunia politik. kadang heran juga, berasal dari partai yang tak terdengar tapi kok ya jadi kaya raya ya? rumah mobil tanah dimana2. padahal waktu kutanya dia sama sekali tidak bekerja di suatu institusi dan nggak punya bisnis. posisi dia hanyalah sekretaris bidang apa gitu di partai. partai tak terdengar padahal.
belum lagi teman2 yang berkecimpung di dunia LSM, para aktivis yang terhormat. yang dulu berteriak2 mengkritik kebijakan pemerintah, menyuarakan ketidakadilan, berdemo dan lain2 dengan biaya yang mungkin diperoleh dari luar negeri dengan menjual potret kesengsaraan negeri ini. ehhh…begitu diberi posisi staf ahli atau konsultan di lembaga pemerintah, atau dijadikan komisaris dan pengawas di perusahaan pemerintah, langsung deh diam, duduk manis menikmati hehe…
temen2 yang dulunya idealis ini dulu sempet menyindir aku sebagai kaum hedonis kapitalis. ealahhh…padahal aku kan cuma karyawati biasa di sebuah perusahaan, yang berusaha bekerja dengan jujur tanpa ada pretensi apa2 selain nyari nafkah yang halal buat makan. tapi sekarang kenyataannya yang materialistis itu siapa yaaaaa… hehehe
teman2ku juga banyak yang bekerja di sektor politik lain-lain, misalnya bekerja sebagai tim sukses, konsultan politik dan pembentuk opini, bekerja di institusi perhitungan suara dan macem2 lagi. semuanya menikmati keberlimpahan cipratan dana pilkada. padahal menurutku, pilkada di negeri ini belum perlu2 amat, ngabis2in duit rakyat aja. terlalu banyak kepentingan politik. di tingkat kabupaten aja udah blunder intrik politiknya, apalagi di tingkat yang lebih tinggi. tingkat kematangan politik masih sangat kurang untuk negeriku yang malang ini. daripada duit rakyat dipake buat kepentingan hura2 pilkada, lebih baik dimanfaatkan untuk biaya sekolah, pendidikan dan kesehatan rakyat kecil.
lama2 yang semangat dalam pilkada hanyalah orang-orang yang berkaitan langsung dengan dunia politik, sedangkan rakyat biasa udah apatis. malessss. udah capek2 milih ehh ternyata yang dipilih nggak mikirin rakyatnya, cuma ngumpulin materi untuk kepentingan pribadi dan golongan. 
tapi aku bisa ngerti kok. dunia politik itu dunia kompromi dari berbagai pihak yang berkepentingan. tapi sayangnya di negeri ini kepentingannya hanya berujung pada uang, materi. dan kompromi atas berbagai kepentingan itu biasa diistilahkan sebagai dagang sapi. kalo mau didukung ya harus berkompromi dong urusan jatah2nya, baik jabatan maupun materi. penuh intrik dan berujung duit akhirnya.
aku belum menyebut profesi-profesi lain yang terkait dengan dunia politik yang bersifat informal lohh, misal makelar untuk berbagai hal dalam rangka melicinkan jalan ke sana kemari, calo proyek, lalu pengurus aneka yayasan milik partai (yang ini kayaknya menjadi mesin penghasil uang terbesar), pengamat politik yang cuap2 dan nulis2, termasuk pemburu berita politik dan para provokator hehe…. *termasuk aku nggak yaaaa….*
kayaknya masih banyak lagi deh profesi lain terkait dengan dunia politik ini, aneh2 dan semuanya menghasilkan duit hehe..
saking banyaknya profesi di dunia politik, aku jadi nggak tau deh, mana yang paling mulia di antara berbagai profesi ini hehehe… hayooo mau pilih yang mana???

No comments:

Post a Comment