Thursday, 17 January 2013

ada apa dengan reuni?

sejak maraknya jejaring sosial ala fesbuk twitter dll, orangpun mendapatkan kontak lagi dengan teman2 lamanya, mulai dari teman playgroup, esde, sampai kuliah, temen kantor, tetangga, sodara, kerabat jauh dan berbagai kontak lainnya..
alhasil reuni dan bukberpun marak dimana-mana.
akupun merasakannya.
tiap pulang ke jogja, sebelum ada fesbukpun aku pasti kontak2 dengan sahabat2ku di masa sekolah dulu, trus ketemuan tapi hanya dengan sohib2 tersayang saja. kita bisa menyeleksi teman2 yang nggak asyik menurut gank kita, jadi fun2 aja, rame dan personal banget sifat ketemuannya.
lalu beberapa tahun terakhir ini muncullah aneka reuni dan bukber yang melibatkan komunitas yang lebih besar. aku sih hepi2 aja kumpul kangen2an dengan teman2, berhahahihi dan mengulang2 lagi kenangan masa silam.
tapi aku baru menyadari bahwa ternyata ada sejumlah teman yang tidak menyukainya. berkomentar yang menurutku yaahhh benar juga sih adanya.. 
salah satu komentarnya gini : …jujur ya, reuni nanti apa kamu bener mau ketemu aku yang apa adanya seperti jaman sekolah dulu, atau jangan2 kamu berharap  aku tetap susah biar kamu bisa bangga karena udah sukses?
glek! kaget juga.
memang sih di usia2 rawan seperti angkatanku yang sudah rada sepuh ini, jalan hidup satu sama lain sudah jauuuhh berbeda. sekali lagi nasib, garis rejeki, garis jodoh sudah diatur sama yang Di Atas. di antara teman2 ada yang kondisinya begini :
- sukses berat. sudah menjadi CEO, direktur atau komisaris di salah satu perusahaan terkemuka. punya istri cantik, anak cakep. kaya raya.
- sudah menjadi politikus, pengurus partai. kaya raya. bisnisnya macem2 padahal asalnya dulu dari LSM yang suka mengkritisi pemerintah, trus akhirnya dibungkam dengan ditarik menjadi pengurus parpol dan diberi jabatan staf ahli.
- sudah jadi usahawan dan pebisnis sukses. punya perusahaan distributor. punya travel biro. punya perusahaan transportasi. punya kafe dan distro.
- sudah jadi birokrat eselon sekian di kementrian anu. sekaligus ditugaskan menjadi komisaris atau komite audit di instansi anu.
- sudah menjadi rektor, dekan, pembantu rektor, bergelar Doktor, PhD, MSc dan sekian puluh gelar lainnya, sekolaaahhh terus dari tahun ke tahun ke luar negeri dan telah menulis sekian banyak hasil penelitian, menjadi peneliti terkemuka di berbagai belahan dunia
- sudah menjadi vice president, assistant vice president, senior manager, general manger di perusahaan multinasional ternama. punya mobil mewah, rumah di kompleks atau tinggal di apartemen berkelas, anak sekolah di international school, berlibur dan berdinas ke luar negeri dll
- sudah jadi istri dari satu di antara pria sukses di atas. menikmati kenyamanan hidup di rumah yang dibelikan suami, mobil dari suami, jalan2 keluar negeri diongkosi suami, semua tinggal minta suami, perawatan di salon, arisan high class, sambil mengawasi anak yang disekolahkan di sekolah papan atas…
tapi ada juga yang jalan hidupnya begini :
- belum menikah juga sampai sekarang dengan berbagai alasan
- sudah menikah tapi gagal dalam kehidupan pernikahannya, padahal dulu adalah gadis populer yang dikejar2 seluruh cowok di sekolah
- karir naik turun nggak jelas
- pernah sukses dan menjadi seseorang lantas gagal dan tidak menjadi siapa2
- kerja begitu2 aja tanpa kemajuan
- istri dari suami yang biasa banget
- istri simpanan atau merahasiakan pernikahan yang rumit
- masih belum punya pekerjaan tetap atau mungkin malah sudah tidak bekerja lagi
dan masih banyak lagi berbagai jalan hidup, garis nasib, garis jodoh dan peruntungan yang berbeda-beda satu sama lain dari manusia yang ada dalam satu angkatan sekolah.
aku tau banyak yang merasa nggak nyaman ketika ada yang terlihat dominan, menyombongkan diri dengan keberhasilannya dalam hidup, kekayaannya, jabatannya dan macam2 lagi, lalu ada yang merasa teraniaya dengan kondisinya yang nggak menentu, padahal sudah lewat lebih dari 20 tahun masa sekolah, nggak maju2 juga, padahal dulu waktu sekolah termasuk murid yang pintar…
mungkin mereka yang sukses tidak dengan sengaja bermaksud  menyombongkan diri, tapi pasti ada perasaan tak menentu yang dirasakan oleh mereka yang merasa tidak sukses dan nggak maju2.. dan tingkat kematangan, keikhlasan tiap manusia dalam menerima kenyataan hidup kan berbeda2…
oleh karena itu aku juga bisa memahami kok. lalu aku sendiri? ya biasa2 aja, lha wong jalan hidup ya begini2 aja. disyukuri, dijalani, dinikmati…
tapi memang rasanya aku merasa lebih nyaman kumpul2 saja dengan sobat2 dekat di masa sekolah, nggak perlu reuni dengan banyak orang yang membuat kita jadi susah untuk “menyeleksi” teman2 yang sehati dengan kita..
bersama sohib2 dekat itu aku merasa bebas untuk curhat, nangis, ketawa2, cela2an, ledek2an satu sama lain, kadang suka ngomongin yang jorok2 (haha ketauan), tanpa ada yang merasa lebih tinggi satu sama lain.. *maap banget, soalnya ada juga yang merasa lebih tinggi dan “suci” dari sisi agama, nggak bisa becanda, nggak asik pokoknya hehe…
kuperhatikan, reuni juga berbeda2 kondisi dulu dan sekarang. kalo baru aja lulus kuliah, masih bisa kompak, tapi begitu udah mulai married dan punya anak, mulai susah ngumpul2nya, trus semakin bergeraknya waktu, topik yang dibahas juga berbeda.. apalagi kalau sudah mulai kelihatan jalan nasib, garis hidup, garis jodoh yang berbeda2… nasib yang bisa bertolak belakang satu sama lain…
reuni oh reuni…
udah ahh, aku lagi siap2 mau berangkat reuni nih hehehe…

No comments:

Post a Comment