Wednesday 19 September 2018

cerita hajiku : keberangkatan, umroh pertama dan apartemen transit

Hari Keberangkatan
Hari keberangkatan dilalui dari sebelum subuh sudah harus berangkat ke gedung haji milik travel biro kita. Sebelumnya kita bangun jam 3, sholat tahajud, mandi ihram dulu dilanjutkan sholat sunnah ihram.

Mertua sejak semalam datang untuk menemani anak2 sampai esok hari, karena mereka harus segera ke jogja. Kita memeluk anak-anak dengan menahan tangis, karena tidak tau apakah kita bakal bisa kembali atau tidak. Yang jelas kita sudah mempersiapkan segala sesuatunya buat mereka, termasuk penunjukkan wali.

Kita berangkat sudah berpakaian ihram yang dilapisi dengan baju batik haji indonesia, karena rencananya nanti di pesawat pada saat melewati yalamlam akan mulai berniat ihram.

Di gedung haji kita sholat subuh bareng, lalu sarapan, pembagian buku panduan dan naik ke bus menuju terminal 3 soetta. Di bus dibagikan dokumen-dokumen antara lain kalung nametag, gelang logam identitas yang harus dipakai sampai selesainya haji, paspor dan visa haji, buku kesehatan, dan gelang plastik maktab untuk dipakai nanti pas di mina. Di bus itu sudah dibagi-bagi berdasarkan kelompok haji.



Pesawat berangkat pukul 12 siang. Di pesawat kita sholat dengan bertayamum, lalu aku perbanyak mengaji dengan Al Quran kecil yang kubawa. Perjalanan sekitar 9 jam sampai di Jeddah. Kira-kira setengah jam sebelum mendarat diumumkan bahwa kita mendekati yalamlam sehingga siap untuk berniat umroh. Bapak2 sebelumnya sudah mulai melepas baju batiknya dan memakai lengkap ihramnya, sedangkan ibu-ibu sejak awal memang sudah berpakaian ihram. Lalu pak ustadz mulai mengomandoi untuk mengucapkan niat umroh dulu.

Sampai di Jeddah kita udah bersiap diri sekiranya imigrasi bakalan lama berjam-jam seperti tahun-tahun sebelumnya, bahkan tahun lalu mertuaku naik haji cerita harus menunggu dari jam 6 sore hingga jam 3-4 pagi baru kelar imigrasinya. Tapi subhanallah, ternyata lancar banget imigrasinya. Bahkan aku ada di urutan pertama antrian imigrasi dan langsung selesai nggak sampai 10 menit. kekuatiranku bahwa finger scan sidik jariku yang selalu bermasalah selama ini bakal menghambat dan juga fotoku di paspor yang masih belum memakai hijab karena pasporku dibuat sekitar 2 tahun sebelumnya, bakal jadi masalah, ternyata lancar banget, bahkan teramat cepat. Alhamdulillah.

Selanjutnya antrian koper masih wajar karena dimana-mana koper memang selalu mengantri. Yang penting kopernya ketemu dan aman. Antrian koper ini tidak ada apa2nya dibanding kita pernah jalan ke Turki antri berjam2 koper dan nyasar kopernya. Lalu selanjutnya menunggu bus yang akan membawa kita ke apartemen transit. Menunggu bus kira-kira dari maghrib sampai isya, jadi kita selingi dulu dengan sholat. Kelar sholat isya, bus kitapun jalan.



Selama ini travel selalu mengingatkan bahwa kita siap-siap aja dengan pahit-pahitnya perjalanan haji, misal imigrasi lama, bus bisa berjam2, urusan wajib lapor bisa lama banget dll jadi semuanya harus siap mental. Tapi Alhamdulillah bus juga berjalan lancar, kira-kira sejam sudah sampai apartemen, itupun diselingi dengan wajib lapor ke posko pemerintah arab. Di situ paspor diperiksa dan dikumpulkan, jadi identitas kita hanyalah gelang logam haji dan kalung nametag, serta nanti gelang plastik untuk maktab di mina.

Sampai di apartemen sekitar jam 10 malam, barulah dibagi-bagi teman sekamar. Di situlah dibagi sekamar berlima, dengan suami masing-masing ada di kamar sebelah, mereka sekamar berenam dimana salah satunya ada anak berusia 19 tahun naik haji karena ortunya udah berangkat 2 tahun lalu dan ybs ditunda berangkatnya karena belum cukup umur waktu itu.

Hari Umroh Pertama
Pada saat di apartemen itu kita menunggu info apakah langsung umroh malam itu juga karena kita masih dalam kondisi berihram. Tapi ternyata travel menyatakan umrohnya besok pagi jam 8 pagi, semua jamaah diminta untuk beristirahat dulu tanpa melepas umroh. Semua diingatkan tentang larangan umroh dan diminta tidak melanggarnya. Kita masuk kamar berlima, beberes koper dan istirahat tidur dalam kondisi berihram. Jadi tidurpun pakai mukena pendek, tidak boleh terlihat rambut dan aurat manapun bahkan untuk sesama wanita. Kecuali sendirian di kamar mandi.

Malam jam 3 bangun, sholat tahajud lanjut mengaji sambil menunggu subuh. Kelar subuh masih tetap berihram, lanjut sarapan dan siap2 untuk berangkat umroh naik bus. kitapun naik bus menuju masjidil haram.



Aku merasa deg-degan banget karena itu pertama kalinya aku menginjakkan kaki ke masjidil haram dan aku merasa sangat kotor sebagai manusia karena sedemikian banyaknya dosaku. Di situ pulalah thawafku pertama kalinya, aku menangis dan menangis dalam setiap langkah thawafku, mohon ampunan atas segala dosa-dosaku, menangis bahwasanya aku akhirnya bisa sampai ke tanah suci memandang baitullah, menangis bahwasanya Allah begitu baiknya karena manusia pendosa seperti aku ini masih diijinkan menghadap baitullah, sampai 7x putaran tak hentinya aku menangis sambil berdoa dan memohon ampun, sampai selesainya thawaf dan kita sholat sunnah thawaf di belakang maqam ibraham, lagi-lagi aku menangis, air mata menetes deras tak terbendung di sepanjang sholatku dan doa2ku di sana.

Jamaah selama thawaf juga padat sekali dan matahari sangat panas dan terik. Berkali-kali aku menyemprotkan spray air ke mukaku karena kurasakan super panas dan sesak. aku bersyukur sekali bahwa mr.hubby selalu menggandengku di dalam desakan kerumunan kepadatan thawaf. Dengan fisikku yang kecil dan ringkih ini, aku selalu berdoa mohon keselamatan, kekuatan, kesehatan, kemudahan dan kelancaran selama menunaikan ibadah haji ini, dan Alhamdulillah thawaf berjalan lancar.

Setelah thawaf dilanjutkan dengan sai 7 kali juga. sebelum sai kita minum air zamzam dingin yang menyegarkan di samping tempat sai dimulai. Ustadz pembimbing menyarankan minum 2 gelas ditambahkan dengan mengisi botol air minum kosong dan botol spray muka untuk keperluan selanjutnya. Sebetulnya aku paling suka dengan sai ini biarpun lumayan jauh jalannya 7x, tapi lantainya adem banget dan ACnya dingin, dan tingkat kepadatannya masih enak dibandingkan dengan thawaf. Kelar thawaf dilanjutkan dengan tahallul pertama di bukit Marwa di ujung sai. Cukup dipotong sedikit saja helaian rambut di balik kerudung mukena.




Alhamdulillah umroh pertama selesai jam 11an dari mulai jam 8.30 tadi, kitapun naik bus kembali ke apartemen.

Hari-hari di Apartemen Transit
Sehari-hari sebelum rangkaian puncak ibadah haji, kita tinggal di apartemen transit sekitar 4 hari. di sinilah jemaah disiapkan dengan sholat wajib berjamaan setiap harinya, dilanjutkan dengan tausyiah dan persiapan2. Jemaah tidak disarankan pergi ke Masjidil Haram mengingat lokasi apartemen yang lumayan jauh dan agar fisik dan mental diperkuat selama menunggu puncak ibadah haji.

Tiap hari kita bangun jam 3 pagi, sholat tahajud, doa dan dzikir, dilanjutkan dengan mengaji sendiri-sendiri di kamar, lalu turun ke musholla di basement apartment untuk sholat subuh dan pengajian atau tausyiah oleh ustadz. Setelah itu lanjut mandi-mandi, sarapan dan istirahat. bisa tidur, bisa beberes kamar dan cuci mencuci, baca2 buku manasik dan dzikir. Lalu turun untuk sholat dzuhur dan pengajian, lanjut makan siang, kembali ke kamar. Istirahat sore, turun lagi untuk sholat ashar dan pengajian, mengaji sendiri, lanjut sholat maghrib, pengajian, makan malam dan bersiap sholat isya. Demikian seterusnya sampai menjelang keberangkatan puncak ibadah haji.

Aku justru merasakan cobaan datangnya bukan terkait dengan ibadah karena ibadah Alhamdulillah dilancarkan, tapi cobaan justru datang dari teman- teman sekamar. Bagaimana kita berperilaku dalam kamar yang berisi 5 orang dengan asal usul, karakter dan kelakuan berbeda-beda. Aku orang jawa, mbak Lila dari madura, lalu mbak nina dari bugis, mbak hani blasteran banjar-arab-india, dan bu tiwi dari jawa juga. bagaimana kita semua berbeda2 dalam menampakkan diri di saat stress menghadapi puncak ibadah haji. 

Bu tiwi yang menurut hemat kita sebetulnya sakitnya lebih ke psikis tapi pakai kursi roda dan selalu mengeluh sakit ini itu dan selalu minta dilayani suaminya, lalu mbak lila yang stressnya ditunjukkan melalui ngomel panjang pendek, aku stressnya lebih ke diam dipendam dan nggak doyan makan, mbak nina stressnya disalurkan dengan pagi2 kabur jalan sama suaminya dan baru balik setelah malam banget, mbak hani stressnya dengan marah-marah frontal melawan bu tiwi. pokoknya aku banyak2 sabar aja berada di kamar berlima ini.

Sehari sebelum keberangkatan kita di-briefing persiapan. Kitapun bersiap2 dengan travel bag untuk dibawa ke mina. Yang dibawa cukup baju ihrom 1 stel selain yang dipakai, baju gamis 3-4 buah buat sehari-hari, mukena 1, sajadah kecil tipis lipat, kerudung dan mukena pendek untuk sehari2 selama 4 hari, baju dalam untuk 4 hari (kaos dalam, celana gombor untuk gamis, bawa celana dalam sekali pakai yang banyak untuk 4 hari), kaos kaki wudhu, alas kain pantai, rompi penanda travel untuk lempar jumroh, topi, masker, sepatu sandal dipakai, sandal jepit untuk urusan toilet, kipas angin kecil batere, spray muka isi air zamzam, peralatan mandi untuk mina, peralatan muka, tisu basah non parfum, tisu pack dll. jangan lupa Al Quran kecil, buku doa, tasbih. Semuanya dikemas untuk perjalanan 5 hari, yaitu setengah hari di mina, setengah malam di muzdalifah, sehari wukuf di arafah, dan 4 hari 3 malam di tenda mina.

Sebelum keberangkatan itu 1-2 hari sebelumnya kita dikuatkan dengan pengajian dan tausyiah, taubat bersama-sama, mohon ampunan, doa dan mengaji dengan bimbingan ustadz-ustadz. Intinya mohon ampunan, mohon diberi kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan puncak ibadah haji yang sangat kritikal itu. Semoga semuanya berjalan dengan lancer.. aamiin YRA



No comments:

Post a Comment