Saturday 3 January 2015

dieng, negeri di atas awan..



akhirnya jadi juga jalan ke pegunungan dieng..
sebetulnya aku nggak asing2 amat dengan dieng, mengingat bulik-ku berasal dari daerah Batur Dieng, dan waktu kecil banget aku pernah ke sana, tapi cuma ke rumah keluarga besarnya. seingetku yang masih umur 4-5 tahunan waktu itu, rumahnya super dingiiin, ada gudang kayu buat menyimpan kentang yang banyak banget. dan nggak kemana2 lagi, cuma ke situ aja.

nah, hari selasa lalu kita berempat pergi ke dieng.
caranya naik kereta api purwojaya dulu ke purwokerto. abis itu dijemput mobil yang kita sewa dari salah satu tur lokal kecil yang baru dirintis oleh pemiliknya.

perjalanan purwokerto-dieng melewati banjarnegara dan wonosobo, kira2 sekitar 3 jam-an. cuaca hujan mendung berkabut. kabut setelah memasuki wilayah dieng luar biasa tebalnya, hujan licin, dingin, jarak pandang pendek banget karena kabut tebal, nggak keliatan kiri kanan, mana jalanannya kecil dan banyak yang longsor, dikelilingi tebing dan jurang. sepanjang jalan komat-kamit berdoa karena cuaca buruk.

alhamdulillah menjelang jam 4-an sampai di penginapan alias homestay. jadi ceritanya penduduk lokal membangun homestay khusus untuk para pelancong, nggak boleh ada hotel, semuanya untuk memberdayakan perekonomian warga. homestay-nya juga bagus kok. tiap kamar dilengkapi kamar mandi dan tivi, kamar mandi-nya juga bagus dan ada air panasnya. disediakan kopi teh dan airpanas dalam termos.. nggak perlu ac karena hawanya gileeee super duper dingiiin.. begitu kaki menginjak lantai keramik, brrrrr menggigil kedinginan.

setelah menaruh barang-barang, sholat dan bersih2 sekedarnya, kita lanjut jalan. pertamanya ke dieng plateau theatre. kondisi teater-nya sih udah tua bener dan yahh kotor gitu deh. seperti biasa kalo di negeri kita semuanya nggak kerawat. walopun film dokumenter tentang dieng ini bagus banget. apalagi buat anak2 seumur fikri selma di esempe.

alkisah dieng ini ternyata pusat peradaban hindu jawa terkuno. setelah terkena bencana alam, mungkin gas beracun gunung meletus dll akhirnya bermigrasi ke bromo dan bali. kelihatannya hindu bali ini nenek moyangnya dari dieng, makanya banyak yang berziarah juga ke dieng. dieng dianugrahi alam yang sangat elok, kesuburan tanah yang menghasilkan panen kentang terbesar di indonesia, jamur, carica dan berbagai hasil bumi lainnya yang melimpah. belum lagi gas yang dihasilkan dari perut bumi, dibuatkan pembangkit listrik, lalu keindahan alam untuk pariwisata.

abis dari teater, kita jalan ke telagawarna. telagawarna ini berwarna kehijauan, cantik deh. tidak ada ikan di dalamnya karena mengandung belerang. tapi ada juga telaga pengilon tidak jauh dari situ yang tidak mengandung belerang. foto-fotolah di situ, mumpung sepi pengunjung. konon kalo siang super rame.


oya disana kita juga ketemu anak2 berambut gimbal. konon ada sekian persen dari populasi akan menjadi anak berambut gimbal walaupun waktu lahir rambutnya baik2 saja. rambut gimbal tumbuh setelah si anak terkena demam panas tinggi. jenis gimbalnya macam2, ada gimbal yang hanya tumbuh di beberapa bonggol, ada yang banyak, ada yang kayak pusaran menggumpal. konon gimbal ini adalah titisan nenek moyang mereka yaitu kyai kolodete dan istrinya nini ronce kala prenye, dimana kyai kolodete ini pernah bersumpah tidak akan mencukur rambutnya hingga kawasan Dieng makmur. bìla keinginannya tidak terkabul, maka akan menitiskan rohnya pada anak yang baru lahìr atau sedang mulai bisa berjalan.

rambut gimbal ini harus dipotong melalui ruwatan dengan permintaan tertentu dari anak yang harus dipenuhi. setelah ruwatan ini rambut lalu tumbuh seperti biasa lagi. kalo nggak dipotong konon dapat menimbulkan musibah. katanya sih nggak ada yang mampu menjelaskan kenapa bisa terjadi, termasuk penelitian tentang hubungan antara gen atau suhu di gunung dll juga nggak bisa menjelaskan.

esok paginya jam 3.30 dingiiin menggigit kita udah jalan naik mobil menuju tempat mulainya pendakian bukit sikunir. sumprit dinginnya minta ampun deh, sekitar 10 derajat. merapatkan jaket dan syal, pake sendal gunung.

perjalanan mobil berkabut tebal di pagi buta cukup menyeramkan juga. jarak pandang pendek banget. lalu mulailah mendaki bukit sikunir untuk melihat sunrise. pendakiannya lumayan banget. curam, licin dan ngos2an. udah gitu fikri sempet sesak napas sebentar. yasud istirahat dulu. lalu lanjut lagi.

dan akhirnya setelah 45 menit mendaki, sampailah di puncak sikunir.
pemandangan di sikunir memang keren banget. walaupun matahari malu2 muncul karena kabut, tapi panorama gunung berselimut awan terlihat cantik sekali. lebih cantik daripada waktu di bromo. memang benar serasa negeri di atas awan..


setelah puas berfoto ria, kita lanjut ke sebuah danau di samping gunung. lupa namanya. abis itu kita melewati gerbang desa sembungan, desa tertinggi di pulau jawa. wow.. ternyata kita berada di desa yang tingginya lebih dari 2300 m sekian (lupa tepatnya) di atas permukaan laut, desa yang letaknya tertinggi di pulau jawa.


lalu balik ke penginapan dan sarapan. tanpa mandi karena mengejar keburu mendung, kitapun langsung jalan lagi ke batu pandang. duhh yang ini cantik banget pemandangannya. naik ke bukit melewati kebun kentang dengan petani2 yang sedang bekerja, terus naiikk di sebuah panjatan curam yang berdiri lalu di terbentang di belakangnya dua danau berjejer indah banget.



abis itu ke danau telagawarna dan kompleks goa. ada goa semar, goa pengantin dan goa jaran. konon pak harto sering bertapa di gua semar, melanjutkan kebiasaan raja2 jawa jaman dulu katanya. trus goa jaran ini biasa buat pasangan yang ingin berdoa karena susah punya anak, biasanya terkabul. aku langsung melipir *takut hamil lagi hehe..


setelah menyusuri goa-goa, lalu lanjut ke kompleks candi. mulailah hujan rintik2. jadi candi2nya kecil2 berserakan di pelataran. candi2 ini dinamai masyarakat nama2 arjuna, dwarawati, srikandi dll. sebetulnya bukan nama candi yang sebenarnya, karena nama yang diberikan masyarakat lokal tadi tidak meriwayatkan tokoh2 ini. tapi katanya memang belum menemukan nama aslinya apa. yang jelas ini adalah candi hindu jawa kuno sebagai pusat pemujaan di masa itu, nenek moyang hindu di tanah jawa.


kita balik ke penginapan untuk check out sambil sekalian lanjut beberapa spot dan balik ke purwokerto. check out dan lanjutlah ke tuk bima lukar. ini adalah mata air yang menjadi sumber aliran sungai serayu. orang2 bali dan bromo biasanya mengambil air dari situ juga untuk keperluan upacara keagamaan di daerah masing-masing, karena dipercayai nenek moyang mereka adalah orang dieng. konon yang membasuh mukanya bakal awet muka. baiklahh.. mari kita wudhu aja di situ sebentar.. airnya segerrr banget. smoga jerawat kabur selamanya *teteuppp aja urusan jerawat hihihi...


abis itu lanjut ke kawah sikidang. di dieng ini banyak banget kawah penghasil gas. ada kawah sikidang, kawah sinila dan bahkan kawah candradimuka (lhaa ini kan kawah penggemblengan gatotkaca hehe...). kawah sikidang ini kawah yang paling aman dikunjungi. kawah candradimuka sendiri kecil tapi gasnya banyak, makanya kurang aman. sedangkan kawah sinila malah beracun, pernah menewaskan penduduk desa 149-an orang di pagi2 hari di tahun 70-an. seremmm.. oleh karena gasnya yang sangat kuat itu, akhirnya dibangun pembangkit listrik dengan memanfaatkan gas di daerah itu.

setelah itu lanjut ke gardu pandang sebentar. tapi cuaca gelap kabut tebal, jadi nggak keliatan apa2. kitapun akhirnya melipir cari oleh2, beli cemilan khas seperti carica dan keripik jamur. trus terakhir ke telaga menjer. konon telaga ini bagus dan bisa berperahu ria. sayangnya hujan super lebat. apa boleh buat karena udah menjelang sore alhasil kita harus segera balik ke purwokerto.

di wonosobo kita mampir dulu makan makanan khas disana yaitu mie ongklok, tempe kemul dan sate sapi. mie ongklok ini mie yang berkuah kental pakai kaldu udang. berhubung laper dan cuaca dingin banget jadi langsung licin tandass..


abis itu perjalanan sekitar 2 jam ke purwokerto dengan lancar, sampai sekitar pukul 5.30 sore. kita nginep sehari di santika purwokerto. malemnya jalan2 kuliner makan soto pak loso di jl. bank, lanjut beli tempe mendoan dan oleh2.

paginya duduk manis di kereta balik ke jakarta. alhamdulillah perjalanan berjalan lancar. bener2 nggak nyesel pergi kesana, spot wisatanya banyak dan lengkap mulai dari gunung, danau, goa, candi, kawah, mata air dll, alamnya indah, yahh walaupun kebersihannya seperti biasalah perlu diperbaiki. aku paling benci wisatawan yang buang sampah sembarangan di gunung bukit danau dll, apalagi kalo plastik2 hiks..

mengingat cuaca, disarankan kalo mau berkunjung kesini lebih baik setelah selesainya musim hujan. katanya kalo bulan agustus malah pas dingin2nya bisa mencapai 0 derajat dan embun jadi es di pagi hari. ayo kita jalan2 menyusuri indahnya negeri ini...






No comments:

Post a Comment