Wednesday 27 February 2019

cerita jalan ke Sydney

Kita melanjutkan perjalanan dari Christchuch ke Sydney dengan Jetstar. Setelah mendarat, kita mengurus imigrasi. Imigrasinya lumayan antri, karena udah masuk musim liburan. Trus ada counter khusus buat yang mau long stay or mungkin nantinya permanent resident. Berhubung masih kepagian, kita sarapan mcdonald dulu di bandara setelah sebelumnya bebersih di toilet.

Sekitar jam 8 pagi kita keluar dari bandara dan naik taksi ke hotel CBD Sydney. Dan ternyata CBD itu daerahnya Chinatown gitu, berasa mangga dua or glodok deh, bener2 nggak berasa Australia hehe.. Belum bisa check in, akhirnya kita titip 2 koper kita di concierge dan lanjut jalan-jalan.

Pertamanya kita jalan ke Hydepark. Taman kota ini luaaass sekali, teduh dan nyaman banget buat jalan kaki. Keluar hyde park kita menyeberang dan melewati deretan gedung-gedung dan tiba di hyde park barracks museum.



Museum ini dulunya adalah bekas barak tentara dan narapidana, rumah sakit dan gedung pengadilan jaman dulu kala pada saat para narapidana dibawa dari Inggris ke Australia. Jadi rada-rada horror gitu sih, soalnya mengenang bagaimana para napi dengan berbagai masa tahanan karena berbagai kejahatan dibawa naik kapal berbulan-bulan dari belahan utara di inggirs ke belahan selatan dunia di Australia. Mereka dipekerjakan untuk membuka lahan, membangun kota dan pemukiman. Ada yang dijadikan tukang kayu, tukang besi, tukang bangunan, tukang sepatu dll.

Lalu untuk yang perempuan, tidak cuma dari tahanan tapi juga banyak yang dari rumah panti yatim di Irlandia yang dibawa  ke Australia. Mereka dijadikan tenaga di sektor perempuan, misal membuat baju, perawat, tukang laundry, tukang masak dll.

Di bangunan museum ini dulunya terdapat ruang-ruang besar yang berisi barak tidur. Untuk yang laki-laki tempat tidurnya berupa ayunan dari tali, untuk perempuan berupa dipan sempit berderet. Lalu ada ruang tempat perawatan kayak rumah sakit. Di ruang-ruang itu dijelaskan bagaimana dulu koloni inggris datang ke Australia, mendarat di Sydney ini.
Setelah para napi bebas dari waktu tahanan, mereka akan mendapatkan sertifikat kebebasan. Ada yang pulang ke inggris, tapi kebanyakan tetap tinggal di Australia dan turun temurun menjadi penduduk yang membangun Australia. Silsilahnya bisa dilihat jelas. Tadinya anak keturunannya agak kurang nyaman dengan statusnya sebagai keturunan tahanan. Tapi makin lama makin terbuka karena mereka memang turut membangun negeri itu.

Kelar dari museum, kita keluar dan jalan balik ke Hydepark. Cuaca super terik di bulan desember ini membuat aku dan anak2 ngos2an kepanasan. Kita duduk di taman sambil minum dan nunggu cuaca adem. Ini aja belum sempet check in ya, tapi udah meleleh aja rasanya. Trus ketemu mobil tukang es krim dan beli es krim buat melegakan tenggorokan.



Kita jalan kaki lagi menyusuri jalanan menuju penginapan kita, lalu mampir makan siang di tempat kebab di CBD. Pemiliknya kayaknya asli Turki dan ramah banget. Dia kasih kita baklava semacam dessert manis dari Turki dengan permintaan agar anak2 nulis hastag kedai mereka di instagram.
Udah hampir jam 3 dan kita balik ke hotel buat check ini. Hotelnya super sempit tapi yang penting kamar mandi di dalam dan lengkap toiletrisnya. Masi rada trauma dengan hostel di lake tekapo yang bener2 handukpun gak dikasih, sprei harus ganti sendiri, gak boleh makan minum di kamar dan kamar mandi bersamapun gada sabunnya.

Saking panasnya cuaca, capek semalem cuma tidur 4 jam dan jalan kaki berkilo2, abis check in dan bersih2 kitapun ketiduran. Jam 6 sore kita udah bangun dan jalan-jalan di sekitar penginapan. Gada yang menarik sih selain toko2 pakaian, sepatu dll. Berhubung nggak hasrat belanja akhirnya kita duduk2 aja di bangku trotoar. Kota Sydney di CBD ini ternyata kotor, mungkin karena daerah pendatang banyak wisatawan. Mostly isinya orang chinese.

Paginya kita udah niatin jalan seharian karena besok siang udah harus check out dan balik ke Jakarta. Hari ini tujuan kita adalah lokasi di seputar Sydney Opera House dan jembatannya yang terkenal itu. Tahun 2012 aku pernah berkunjung ke Sydney waktu jalan ke Melbourne, tapi datang subuh dan balik malem banget naik pesawat.


Pertamanya naik taksi dulu berempat karena lumayan jauh dari penginapan. Abis itu kita jalan kaki menyusuri jalanan yang di seberangnya terlihat Sydney harbour bridge dan Sydney Opera House. Berfoto ria di sepanjang latar belakangnya. Cuaca benar2 super panas. Wisatawannya ruame banget maklum musim panas, beda jaman dulu musim gugur pas kesana. Kita mampir ke toko souvenir buat beli beberapa oleh-oleh kecil.

Kita belum sempet sarapan tadi, jadi setelah hampir 2 jam jalan keliling2, kita beli semacam kebab trus nyari tempat duduk di pelataran belakang gedung-gedung. Enak banget sih duduk2 ngadem di kursi taman sambil makan kebab, dikelilingi burung-burung yang menunggui remah2 roti.


Abis itu kita jalan kaki lumayan jauhh menuju darling harbour.  Foto2 seperti biasa. Lanjut mampir ke Australia National Maritim Museum di dekatnya. Dengan cuaca yang super panas menyengat itu, masuk museum untuk ngadem, istirahat sekaligus anak2 bisa belajar adalah pilihan yang tepat.  Museumnya masih baru dan modern. Kita nonton pertunjukan 3D tentang dunia laut. Abis itu menjelajah dari lantai ke lantai. Museum ini banyak berisi cerita tentang dunia maritim di saat perang dunia II, kapal-kapal perang, kapal selam, kapal patrol dan kapal layar dagang. Oya kita juga membaca sejarah tentang pelayaran VOC dan pendudukannya di Indonesia di tahun 1600an.



Kelar dari museum cuaca masih juga panas, tapi kita harus lanjutin perjalanan. Aku udah keleyengan banget karena panasnya cuaca. Kita menyusuri jalan dari darling harbour menuju Paddy’s market. Ternyata nggak terlalu jauh sekitar 1km. Paddy’s market ini mirip pasar tradisional dalam bangunan gedung, jual baju  impor yang murah, sayur, buah, souvenir dll. Lokasinya ternyata deket dengan Chinatown dan deket penginapan kita. Berhubung cuaca sangat panas dan meleleh dan gada keinginan belanja, kitapun cuma sebentar dan lanjut jalan pulang ke penginapan.

Malamnya kita jalan kaki cari makan. Kali ini semuanya udah kangennn banget sama makanan Indonesia. Sebetulnya deket penginapan ada resto Indonesia tapi sayang banget antrinya nggak pernah sepi hiks. Tapi kebetulan tadi pas pulang dari paddy’s market kita liat ada tempat makan lain yang Indonesian food juga, jadi akhirnya kitapun mampir kesana.

Kelar makan, kita jalan-jalan lagi menikmati malam jam 8-9 yang masih terang benderang karena musim panas. Jalan lagi ke arah dermaga di darling harbour. Menyusuri jembatan, foto-foto, duduk2 menikmati angin di cuaca yang udah mulai adem. Ternyata musim panas di Sydney tuh panas banget, mencapai 37-38 derajat aja huaaa.. kita yang biasa tinggal di Jakarta aja udah kegerahan, apalagi bule ya. Terpaksa beli es krim buat mengusir hawa panas.

Besoknya kita check out, pesan taksi pagi2. Ternyata taksi kalo ke bandara tuh ada container gandengannya di belakang buat naruh bagasi. Alhamdulillah perjalanan balik ke Jakarta lancar. Istirahat sehari trus mulai kerja lagi. Semoga ada kesempatan lagi buat jalan2 lagi di tempat lainnya di kesempatan berikutnya.. 






No comments:

Post a Comment