Tuesday 9 February 2016

perjalanan ke banyuwangi

desember kemarin 2 minggu full jalan-jalan keliling banyuwangi dan bali, trus diakhiri pulang kampung ke jogja sebelum balik jakarta.

kebetulan masih punya sisa cuti 6 hari yang bakalan hangus kalo sampe akhir desember nggak diambil. yeayy..ditambahin cuti bersama karena natal dan sabtu minggu, total 10 hari.

jadi kita berempat pergi ke surabaya dulu hari selasa pagi. sampai di surabaya nunggu sekitar 2 jam, lanjut ke banyuwangi naik garuda baling-baling alias ATR.


rada ngeri juga naik pesawat kecil berbaling-baling ini. tapi sebetulnya aku dulu cukup sering naik pesawat pelita baling-baling jurusan balikpapan-badak waktu kerja di salah satu perusahaan yang punya site disana. tapi yahh makin tua dan makin banyak berita kecelakaan pesawat membuat keder juga. padahal cuaca lagi terang benderang begini.

penerbangan surabaya-banyuwangi sekitar 45 menit. tiba di airportnya yang mungil. tapi lebih mungil waktu aku dulu mendarat di badak yang lebih mirip kantor kecamatan hehe..

dijemput mobil sewaan dan kitapun mulai perjalanan keliling banyuwangi.

hari pertama: taman nasional baluran dan pantai bama
dari bandara kita ke hotel dulu buat check in, sholat dan naruh koper2. abis itu langsung lanjut ke taman nasional baluran di bagian utara banyuwangi. perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 jam.

baluran ini taman nasional yang luaaas banget.. tapi jangan dibayangkan hijau karena hutannya hutan kering sesuai tipe tanahnya. masuk ke hutan lindungnya cukup jauh, banyak monyet, ayam hutan dan sejumlah hewan hutan kering, sampai akhirnya tiba di savana bekol.

savana bekol ini berupa padang savana yang luaaaas, rumput kering dengan 1-2 pohon lupa namanya apa, ada monyet2 dan bantengnya. bagus deh spotnya buat poto. udah rada sore jadi panasnya nggak begitu menyengat. ini dia poto-potonya..



dari baluran ini kita lanjut sekitar 15 menit sampailah di pantai bama, tersembunyi di ujung hutan taman nasional baluran. selain pantai juga ada hutan-hutan bakau yang sepi. mungkin karena udah semakin sore jadinya sepi dan sunyi cuma kita berempat, berlima dengan mas supir, jalan memasuki hutan bakau.



karena udah makin gelap akhirnya kita balik ke mobil setelah poto2, lalu perjalanan lagi 1,5 jam menuju hotel sambil mampir ke warung makan rawon daging. entah kenapa rawon-rawon di banyuwangi ini rasanya enak semua ya, sedangkan kalo makan di jakarta suka aneh rasanya.. yaiyalahh namanya juga daerah jawa timur, emang tempatnya rawon berada hehe...

hari kedua: taman nasional alas purwo, padang sadengan, pantai pancur, pantai plengkung
pagi abis sarapan kita lanjut naik mobil ke arah taman nasional alas purwo di bagian selatan banyuwangi. lumayan jauh juga sekitar 3 jam.

sebelum sampai ke alas purwo, kita mendarat dulu di padang sadengan. padang ini mirip baluran juga tapi versi hijaunya. jadi padang rumput menghijau yang luaaass banget. kita naik dulu ke semacam gardu pandang untuk menikmati padang rumput hijau dengan sejumlah banteng liar yang sedang merumput. suasana tenang damai. ilang deh semua deretan utang-utang KPR beserta tuntutan pekerjaan kantor hehe..



memasuki taman nasional alas purwo, mulailah masuk ke hutan lebat menghijau dengan deretan pohon-pohon jati. di tengah hutan itu juga ada pura giri seloka, pura agama hindu. cukup dalam hutannya, hijau, tenang, suasana yang aku suka banget karena ketenangannya..




sampai akhirnya kita tiba di titik tidak boleh melanjutkan mobil dan harus pindah ke kendaraan milik taman nasional. sebelum pindah ke angkot, kita makan siang dulu di satu-satunya warung di alas purwo itu. itupun cuma ada indomie dan kopi panas hehe..

kita lanjut naik mobil semacam angkot terbuka untuk perjalanan sejam sampai ke pantai plengkung. seru banget perjalanan penuh guncangan gedubrakan di jalanan hutan yang rusak berbatu. binatang hutan berseliweran, sambil penuh harap cemas konon suka ada macan lewat. tapi ternyata belum ada.


sampai akhirnya setelah sekitar 10 km sampailah kita di pantai plengkung di ujung taman nasional alas purwo. konon ini salah satu pantai terbaik untuk surfing di dunia karena jenis ombaknya. tapi sekarang sedang musim surut, jadi nggak ada satupun surfer yang bertandang. ada pemondokan tapi hanya beroperasi kalo sedang musim ombak surfing tiba.



inilah pantai yang super asik karena cuma ada kita berempat plus pak supir angkot. terpencil di ujung timur selatan pulau jawa. serasa milik sendiri. aku benci pantai yang rame, apalagi kalo banyak pedagang asongannya.

puas main2 di pantai, mulai mendung akhirnya kita balik ke mobil angkot untuk kembali sejam terguncang-guncang di dalam hutan, menuju ke parkiran mobil. kembali ketemu hewan2 hutan tapi lagi2 nggak nemu macan. suasanya sepi dan kita berempat juga bukan tipe orang yang rame, jadi menikmati banget. lagipula sepanjang alas purwo ini nggak ada sinyal hp sama sekali. jadinya bener2 menikmati alam.

setelah sampai ke parkiran, kita istirahat sholat di mushola deket warung, lalu lanjut ke pantai pancur. pantainya juga bagus dan sepi.



hari sudah semakin sore dan gelap, mulai hujan. kita melanjutkan perjalanan yang masih 3 jam lagi ke penginapan.

hari ketiga: teluk ijo dan pulau merah
hari ketiga bergosong ria ke teluk ijo dan pulau merah. pagi kita perjalanan dulu sekitar 2 jam ke pelabuhan rajegwesi. dari sana kita sewa perahu kayu menyeberang ke teluk ijo. sebelumnya kita pake jaket pelampung dulu. perjalanan yang seru karena sekitar 30-45 menit dengan ombak yang lumayan kenceng, angin juga pas lagi kenceng.

sebelumnya pengemudi perahu udah bilang kalo lagi nggak tiap hari perahu jalan ke teluk ijo karena cuaca nggak menentu. kalo lagi ombak gede banget biasanya perahu nggak jalan dan terpaksa yang mau ke teluk ijo harus trekking sekitar sejam menyusur hutan.



terombang-ambing di laut rasanya ngeri-ngeri sedap. rada mirip waktu naik perahu di belitung ke pulau lengkuas. tapi emang ya negeri ini indah banget. kalo lagi traveling begini suka terharu karena bisa merasakan punya negeri yang alamnya indah seperti ini.

sampai di teluk ijo ternyata ramai pengunjung karena udah mulai wkend. main2 di pasir sebentar, lanjut ke tempat batu2an yang berbentuk bulat, poto2 di situ soalnya sepi.



setelah puas menikmati teluk bebatuan, kitapun balik ke perahu dan menyeberang lagi ke rajegwesi. dari rajegwesi menuju ke pulau merah masih sekitar sejam lebih. kita istirahat makan ikan bakar sebentar sambil sholat dan bersih2. ikan bakarnya guedee banget dan maknyusss. cuaca mulai hujan rintik-rintik.


kita lanjut lagi ke pulau merah. sayangnya sempat hujan deras dan menunggu redaan supaya bisa poto-poto. jadi pulau merah itu berupa pantai dengan pasir berwarna kemerahan dengan pulau berbentuk bonggolan merah.


berhubung wkend maka rame banget dan seperti biasa aku nggak suka pantai yang rame. hujan pula. jadinya nggak lama2, poto2 sebentar trus karena udah sore juga kita melanjutkan perjalanan pulang ke penginapan.

oiya pas pulang itu kita sempatin kuliner juga makanan khas banyuwangi : sego tempong dan rujak soto. rasanya gimana? maknyussss...

jadi sego tempong itu isinya nasi dikelilingi sayur kayak lalap dengan sambal semacam sambal tomat, lauk tahu tempe ikan asin ayam ikan atau lainnya bisa pilih sendiri.


kalo rujak soto itu semacam rujak tapi bukan dari buah, isinya sayur-sayuran dengan semacam bumbu rujak tapi disiram kuah soto, suwiran daging, ada babatnya juga. pertamanya ragu-ragu, tapi setelah dicoba ternyata endeuss..


hari keempat: kawah gunung ijen dan menyeberang ke gilimanuk
hari terakhir di banyuwangi. rencana kita mau ke kawah ijen. mas agung yang mau nemenin kita naik kasih pilihan mau naik jam 1 malem jadi bisa liat blue fire, yang konon cuma satu atau dua adanya di dunia ini. atau mau berangkat jam 3 pagi, naik gunung jam 4, nggak liat blue light tapi nggak harus bangun tengah malem.

kita akhirnya pilih yang jam 3 pagi karena nggak nggak sanggup bangun tengah malem. lagian kita bukan fotografer dengan peralatan canggih buat memotret blue fire. kita naik mobil dulu ke pos paltuding. lalu turun dan mulai jalan kaki masuk hutan dan mendaki.

dan memang ya perjalanan naik gunung ijen itu sesuatu banget. mau pingsan rasanya saking nanjak dan mendakinya. emak2 umur segini dengan olahraga cuma nari jawa seminggu sekali, langsung mau pingsan mendaki selama hampir 3 jam. istirahat di tengah2 entah udah berapa puluh kali. terjalnya tuh banget2 sampe kaki nggak bisa gerak lagi. dalam perjalanan cukup banyak yang nggak kuat trus turun lagi. trus ada juga yang udah kelar dan turun kasih semangat ke kita.

buat mereka yang canggih dan berstamina prima, mungkin 2 jam cukup. tapi stamina ala2 kita berempat yang pas2an dan tanpa persiapan ini akhirnya perlu waktu 3 jam buat sampe di puncak ijen. salut buat para penambang belerang yang dengan entengnya menambang dan mengangkut belerang ini, tapi memang sih mereka bawanya bukan naik tapi turun.

sampai akhirnya tiba di atas, terhampar kawah ijen dengan uap belerang. perih di mata dan sesak di nafas. fikri yang ada asma jadi megap-megap, terpaksa turun dikit buat napas. aku sendiri relatif nggak bermasalah, malah kerasanya di kulit muka jadi nyaman, mungkin karena belerang hehe..

seperti biasa poto2, tapi kabut dan uap belerang yang pekat membuat pemandangan jadi putih nggak kelihatan kawahnya.





setelah puas menikmati dan beristirahat, akhirnya kitapun turun. turun juga perlu stamina yang baik, soalnya dengkul berasa mau copot karena curam. turun sendiri cukup waktu sekitar 1 jam. tenaganya nggak seheboh naik, cuma ngerem-nya bikin dengkul aus karena curam dan nggak kelar-kelar.

kelar dari gunung ijen, kita menempuh perjalanan lagi sekitar 1 jam sampai ke penginapan. mandi, beres-beres dan check out, lalu makan siang sebentar dan langsung menuju pelabuhan ketapang. kita udah kuatir antrian masuk kapal panjang mengular mengingat info di tivi semalam. tapi ternyata nggak terlalu ramai. setelah beli tiket, mobil masuk ke ferry dan kita naik ke tempat duduk penumpang. perjalanan sebetulnya cuma 1 jam, tapi berhubung antri mendarat, akhirnya molor jadi 2 jam.


sampai gilimanuk lanjut perjalanan ke ubud makan waktu 4 jam lebih. sempet istirahat sholat dll. waktu tempuh makin panjang karena penginapan di ubud nggak jelas panduannya, jadi sempet nyasar kemana-mana, nanya sana sini. alhasil sampai ke penginapan udah jam 10 malem. huahh cape bangett rasanya. setelah check in, mandi dan beres-beres, makan indomie rebus dan langsung terkapar kecapean.

lanjutan di bali ada cerita perjalanan berikutnya..


No comments:

Post a Comment