minggu terberat dalam hidupku T_T.. aku pernah mengalami hari-hari yang berat banget di tahun 2018. kupikir berulang 10 tahun sekali karena di 2008 juga begitu. tapi baru 3 tahun jalan 4 tahun sudah terjadi hari2 berat lagi. tekanan dan pukulan buatku.
dimulai dari mertua yang mendadak ngungsi ke rumahku karena ipar yang tinggal di rumah mertua positif omicron.
sejujurnya buat aku yang introvert, sedang dalam tekanan pekerjaan dan kejaran rapat2 maraton, serta buatku rumah ini sangat privat, ini betul2 membuatku frustrasi. apalagi mengungsinya hampir 3 minggu.
sejak masih single aku udah bertekad tidak mau tinggal serumah dengan mertua, sebaik apapun mereka. makanya waktu mau nikah aku langsung bayar sendiri sewa rumah di deket kantor di bintaro walopun belum punya apa2. yang penting tinggal terpisah.
dalam minggu2 mereka stay aku betul2 mati gaya. mau rapat di meja makan ruang tengah yang merupakan daerah kekuasaanku selama wfh jadi kagok, karena rapat2ku mostly sifatnya terbatas karena ngurusin orang. alhasil mertua jadi kagok karena gak bisa nonton tivi.
giliran malam kelar kerja mertua nyetel tivi dan youtube kenceng banget, sedangkan aku bisa dibilang nggak pernah nonton tivi. tiap hari berisik dan rame.
lalu karena ibu mertua kakinya nggak kuat lantas tinggal di kamar bawah yang harusnya jadi kamar ponakanku yang kerja di jakarta. ponakan terpaksa nomaden selama 3 minggu nebeng di rumah beberapa temen. mertua cowok di kamar fikri di atas karena anaknya lagi kost persiapan ujian her, kabar gak enak karena ujian osca gak lulus. alhasil 2 kamar kepakai semua dan ponakan tergusur.
akhirnya karena kagok dan berisik kerja di rumah, akupun tiap hari terpaksa kerja di luar nyari tempat, entah ke coworking space, nginep di red doors deket kantor, trus wfo juga, pulang abis maghrib. sabtu minggu aku seharian di luar rumah aneka kegiatan.
lalu ibuku yang stroke di jogja mendadak masuk icu lagi karena kesadaran menurun. malam itupun jam 9an aku dan mr.hubby bawa mobil ke jogja. malam2 yang was2 karena dadakan perjalanan jauh. sempat istirahat di semarang saking ngantuknya takut kenapa2, udah gitu hotelnya sempet gak bisa masuk dan akhirnya go show cari tempat lain.
di jogja nengokin ibu, sedih rasanya. sulit dan nggak tega menggambarkan kondisinya. kami membuat pengajian dengan mengundang ustadz dan santri untuk mendoakan yang terbaik bagi ibuku yang usia menuju 82th. aku betul2 nggak tega liat kondisi ibu yang kurus sekurus2nya, sebelah badannya tidak bisa digerakkan, memakai selang sonde dan kateter, bicaranya nggak bisa dimengerti dan kondisinya juga depresi karena stroke berkepanjangan.
belum kelar ibuku sakit kita balik jakarta karena aku harus rapat urgent di hari senin, lanjut konsinyering selasa sd kamis yang kupaksakan karena aku betul2 tertekan stay di rumah.
dari situ aku blak2an sama mr hubby bahwa aku harus ngungsi karena tertekan banget di rumah, mertua belum bisa balik karena ipar gak sembuh2. aku tau mr hubby dilema tapi aku harus jujur, apalagi rumah ini aku beli betul2 atas effort finansialku. aku nggak peduli kalopun dia marah karena aku juga harus mikirin kesehatan mentalku.
selasa siang setelah hampir 3 minggu dapat kabar ipar sembuh dan mertua akan pulang. tadinya udah lega banget, beban serasa terangkat. tapi belum terangkat sudah tertimpa beban maha berat lagi. fikri nggak lulus her osca T_T.. aku betul2 down dan menangis, apalagi diinfo harus nunggu 6 bulan lagi untuk her T_T.. padahal dia udah lulus s.ked, tapi kampusnya mensyaratkan osca sebelum koas, sedangkan banyak kampus yang sudah gak pake syarat itu.
semalaman aku menangis campur aduk. kalo udah urusan anak aku betul2 down. sejujurnya aku tau dia kemampuannya gimana, tapi anak itu maksa banget mau jadi dokter. aku sendiri dari dulu sangat realistis menyarankan dia ke teknik industri aja biar cepet lulus trus kerja bisa kubantu refer2. tapi dia ngotot banget gak mau mundur maunya cuma FK. dan yah cukup berat dia survivalnya sampe lulus skripsi akhir desember kemarin dan yudisium, tapi gak disangka malah osca begini.
memang beda dengan selma adiknya yang tangguh, rajin dan daya juangnya tinggi. dia kuliah di arsitektur ui dan nilai2nya bagus banget, aktif di organisasi kampus dan ikut lomba2, terakhir masuk 5 besar kompetisi ide arsitek. segambreng kegiatan tapi nilai IPKnya konsisten di atas 3,5.
aku tau nggak boleh membandingkan. tapi kenyataan bahwa koas tertunda itu betul2 bikin aku down. anything about problem anak itu selalu membuatku sangat down.
sampai akhirnya kelar konsinyering aku extend nginep dalam rangka menenangkan diri walopun mertuaku akhirnya pulang ke rumahnya juga. membayangkan rumah dengan kondisi riuh rendah waktu itu membuatku males pulang, mual rasanya, ketambahan masalah ini pula.
dalam kondisi sangat lemah secara mental dan fisik karena berbagai pukulan dan tekanan, aku heran kenapa omicron belum mampir. mungkin dia prihatin liat aku yang sedang kacau balau ini. aku udah pasrah whatever happened.
aku memang bukan ibu, istri dan menantu yang baik. tapi aku harus jujur dengan kondisiku, harus memikirkan kesehatan mentalku.
aku nggak tau mau berharap apalagi. aku lelah..
No comments:
Post a Comment