Monday, 15 June 2020

too many things happened

Maret sd Mei kemarin adalah bulan-bulan terberat di tahun ini. Dimulai dari mewabahnya Covid19 yang membuat harus mempersiapkan kondisi WFH karena masuk dalam tim manajemen keberlangsungan tugas, bikin protokol dan berbagai persiapan. Lalu segala sesuatu hal tidak menentu.

Yang berat adalah harus menindaklanjuti sanksi atas pelanggaran sekitar 11 orang di kantor. Berat banget padahal mereka ini tidak mendapatkan keuntungan apapun, hanya kesalahan prosedur dan administratif. Lalu dilanjutkan dengan penggantian2 jabatan di kantor, sungguh sangat melelahkan jiwa raga. Dalam kondisi WFH sedemikian banyak pekerjaan administratif urusan surat keputusan, salinan, petikan dan atasan yang ribet banget. Lalu mendadak ada hal yang membuatkan sedih tapi ya bagaimana lagi, harus merekrut prohire yang mengerjakan pekerjaan yang sebetulnya menjadi bagian dari pekerjaanku. Kamu bisa merasakannya kan. Mana prosesnya ribet banget, tarik ulur dll, diumumkan dimana2, nyesek juga. Tapi ya sudahlah let it flow.

Belum lagi urusan paket penawaran buat pegawai yang diminta mengundurkan diri sukarela. Berat banget rasanya, dalam situasi kayak gini lagi hiks. Setelah proses yang panjang akhirnya bisa disampaikan dan mereka dikasih waktu untuk menjawab paling lambat akhir Juli. Lalu ada juga mereka yang dipaksa untuk ambil MPP beserta macem2 urusan tindak lanjutnya. Kalo udah urusan like dislike gini aku tuh nyesek. Trus tiba-tiba harus dibentuk ikatan pegawai, trus tiba-tiba diminta perlu dibuat yayasan kesejahteraan.

Kerja di rumah alias WFH itu betul2 melelahkan, lahir dan batin. 24 jam kerja karena gak ada alasan bahwa sudah di luar jam kerja, lagi ada tugas luar kota, cuti atau lainnya. Lalu kondisi politik di kantor betul2 lagi gak kondusif, dan kondisi industri juga gak bagus. Stres banget rasanya. Mana puasa pula. Lalu lebaran di rumah aja, gak bisa ke jogja. Tapi untungnya belum sempat beli tiket pesawat juga karena  rencananya mau bawa mobil. Sholat Ied di rumah dan makan opor ketupat rendang dkk, ada yang beli ada yang bikin sama bibik.

Lalu ada lagi, di situasi pandemi begini, Selma anakku lagi proses penerimaan mahasiswa. Rasanya tuh gimana gitu karena gak ngebayang ujiannya nanti seperti apa. Tapi Alhamdulillah dia diterima di teknik arsitektur UI kelas internasional. Setidaknya lega, satu masalah selesai. Bayar2 selesai. Trus harus mencari kost di seputar UI. Alhamdulillah dapet walopun mungkin sampe akhir tahun masih kuliah online.

Lalu urusan pelunasan sebagian KPR. Jadi ceritanya kita akhirnya beli rumah di dekat rumah yang sekarang. Lebih lega ukurannya 160m dibanding rumah sebelumnya 97m. Dengan susah payah KPR dari bulan Juli tahun lalu, renovasi sana sini perlu biaya banyak dan tukangnya ternyata sempat gak bagus. Sampai akhirnya akhir Desember resmi pindah. Semoga rumah ini berkah dan kayanya udah gak pengen pindah2 lagi. Selametan kecil2an dan ibuku juga datang dari jogja, dijemput Fikri.

Dan KPR yang sedemikian besarnya itu terasa menyesakkan memang, oleh karena itu aku berencana melakukan pelunasan sebagian supaya cicilannya bisa lebih reasonable. Kita juga mau jual rumah sebelumnya, tapi terkendala urusan roya di notaris yang WFH. Tapi Alhamdulillah urusan roya akhirnya beres di bulan Mei. Lalu sejak akhir tahun aku juga ngumpulin segala macam sumber daya finansial dari bonus, tunjangan dll sampai akhirnya awal juni kemarin alhamduillah hampir sepertiga pinjaman KPR bisa percepatan pelunasan sebagian. Masih dua per tiga lagi, semoga ada rejekinya.

Jual rumah di masa pandemi juga bukan hal yang gampang pastinya. Aku udah titipin ke broker langganan yang gigih banget itu supaya cepet kelar, supaya urusan KPR jadi selesai.

Lalu urusan kuliah Fikri di kedokteran mulai akhir maret kemarin terpaksa online juga karena pandemi. Alhamdulillah tanggal 8 kemarin udah kelar semua blok di semester 4, nilai rata-rata B seperti biasa. Yang penting lancar aja udah bagus, secara kedokteran itu susah. Kemungkinan September mulai partial masuk karena ada ujian soca dan osce. Semoga lulus dengan nilai baik, amin.

Dan selanjutnya urusan persiapan WFO bertahap juga rempong, bikin protokol dan aneka rapat persiapan, koordinir rapid test, booklet, paket kesehatan dll. Belum lagi gangguan anggota komite dan permintaan macem2 dari big boss. Dijalani saja semuanya dengan baik.

Sejujurnya aku udah pengen banget cabut. Lelah rasanya. Gak terasa udah hampir 23 tahun bekerja. Tapi kalo cabut trus KPR apa kabar ya, trus anak2 lagi banyak2nya butuh biaya untuk kuliah. Hiburanku selama ini adalah menari dan traveling. Tapi dengan adanya pandemi ini bener2 gak bisa gerak. Yang ada cuma kerja kerja kerja 24 jam, urusan kantor dan pekerjaan rumah. Gak bisa berkelit. Pfuihh… Semoga pandemi segera berlalu dan kehidupan kembali normal lagi.. aamiin YRA





Thursday, 4 June 2020

menari bedhaya pangkur

dalam suasana work from home ini, stresfull banget karena tekanan big boss di kantor, kemarin mendadak kangen berat dengan menari.

udah berbulan2 nggak menari lagi sejak pentas terakhir di world dance day di solo april 2019. guilty feeling ke mr hubby sejak aku pindah posisi kerja mei 2019, karena sibuk banget jadi kegiatan menariku sementara off dulu, disamping terkapar juga tiap wkend karena lembur terus & kerjaan bener2 melelahkan..

nah kemarin sempet browsing youtube pengen merefresh tari bedhaya pangkur.. ehh kok malah nemu di youtube video kita pentas di solo itu haha *terharu


teringat betapa nggak mudahnya pentas kemarin itu. utamanya menghapal yang pe-er banget karena aku nggak rajin latihan gara2 kerjaan.. dan yang paling nggak mudah adalah selalu ada friksi2 di dalam tim yang menari. padahal ya cuma 9 orang, heran deh..

kalo tahun lalu 12 orang dan dari 2 sanggar sih mendinglah kalo ada friksi. tapi ini sama2 dari 1 sanggar dan 9 orang. tapi ya gitu deh karena ada 3 orang di dalam tim ini yang sulit kerjasama. mbak neni yang senior dan kebetulan direktur di salah satu konsultan, dominan banget dan meremehkan yang lain. padahal dia bukan owner tapi nggak menghargai owner. okelah dia penari senior, tapi sikap nggak menghargai owner itu betul2 aku nggak ngerti, padahal transport, hotel, kostum dibiayai owner.

trus yang kedua mbak weni, memang orangnya super keras dan dominan, mutungan. tahun lalu mereka berdua ini yang berantem dengan sanggar lain dalam satu tim. lalu risa yang paling junior, narinya bagus banget, ponakan owner tapi manja banget dan semaunya sendiri. ketambahan lagi mbak lula, yang senior banget tapi nggak disambut baik sama mbak neni. hadehh pokoknya riweh dehh..

anyway pentas berjalan lancar.



aku nggak tau tahun2 berikutnya masih bisa ikut nggak karena cukup menyita waktu. pengennya yang di jakarta aja, ada festival bedhayan.. moga2 ada kesempatannya..




Wednesday, 3 June 2020

perjalanan ke Oslo

Perjalanan berikutnya adalah ke ibukota Norway yaitu Oslo. Enam hari lalu kita sudah sampe di Norway tapi langsung ke Bergen. Kali ini kita betul2 ke Oslonya. Kita naik pesawat Icelandair pukul 7.30 dan mendarat pukul 12.30, ada perbedaan waktu 2 jam dari Iceland.


Keluar dari bandara Oslo kita naik kereta ke arah penginapan kita, Citybox Oslo. Penginapan kecil mojok di deretan bangunan di dekat Oslo Central. Kita kalo traveling memang selalu cari penginapan deket2 central station biar gampang naik turun kereta dan busnya. Penginapannya juga unik, pake mesin kayak atm buat check in sendiri, input kode booking trus nanti keluar semacam kunci password, nanti pas baliknya tinggal dibalikin lagi.

 
Kita check ini dulu, naruh koper yang udah gak keru2an bentuknya. Kamar kita super kecil, yang penting buat istirahat. Besok masih ada 1 hari sebelum malamnya kita ke bandara buat pulang ke Jakarta. Abis istirahat sebentar kita turun jalan-jalan di seputar Oslo Sentralstasjon. Trus lanjut naik bus keliling kota ke arah museum-museum kayak maritim museum dan frammuseet tapi apa daya udah sore jadinya tutup. Udah gitu hujan lagi. Alhasil kita foto-foto aja sambil hujan2an hehe..

]
 
 


malemnya kita makan di stasiun sambil cari tempat penitipan bagasi karena besok rencana mau check out trus naruh barang di stasiun biar bisa jalan2 sampai sore sebelum ke bandara. Di stasiun itu ketemulah loker2 penitipan barang yang kita bisa pake dengan bayar pake kartu kredit.

Kelar makan kita cari oleh-oleh di sepanjang jalan deket penginapan. lalu jalan-jalan aja di seputaran stasiun..


Besoknya pagi2 udah check out, taruh koper2 di loker stasiun trus mulailah jalan naik bus. Foto2 dulu dong di depan stasiun mumpung masi seger. Kita jalan naik bus pertamanya ke Aker Brygge, dermaga dan pelabuhan di Oslo. Di kompleks dermaga itu ada resto-resto dengan meja di luar, menunya Nordik dan Perancis. Tapi berhubung masih pagi banget maka belum buka, dan kalopun buka kita juga gak makan disitu sih soalnya mahal hehe..
 


Setelah keliling2 lalu lanjut ke Vigeland Park, taman luas dengan museum2 dan patung2 seni di dalamnya. Vigeland ini direkomendasikan mas agus, temennya mr. hubby yang kerja di Oslo dan semalem sempet ketemuan sebentar di lobby hotel. Aku gak ikut turun ketemu karena urusan final packing 2 koper ini melelahkan banget, selain mas agus juga sebentar banget mampir karena baru pulang kerja dan anak2nya sendirian, istrinya lagi pulang ke indonesia.

Vigeland ini terdiri dari taman2 yang terhampar dan patung-patung di dalamnya. Luasnya mencapai 320.000 meter. Patung-patungnya buatan awal tahun 1900 sampai 1942an. Ada jembatan2 dengan deretan patung di kiri dan kanannya. Aku sendiri lebih terkesan pada taman2nya yang cantik, di antaranya frognerparken. Pengunjungnya belum banyak mungkin karena kita masih kepagian ya.
 
 
 

Kelar dari Vigeland ini masih ada sedikit waktu karena jam 1 siang kita udah harus berangkat ke bandara. Setelah menimbang2 akhirnya kita memutuskan untuk mampir ke Norwegian Museum of Cultural History. Agak nekat sih karena ragu-ragu udah buka apa belum, sedangkan kita jam 1 udah harus cabut. Tapi kepalang tanggung, rasanya kita gak mungkin bisa jalan kesini lagi makanya hayuklah dijabanin.

Setelah naik bus kitapun turun di depan museum ini. Dan beneran belum sepenuhnya buka, kita beli tiket dulu untuk masuk. Taman museum ini terdiri dari taman-taman dan berbagai bangunan kuno dan artifak dadri semua kelompok sosial dan semua wilayah di negara ini. Terdiri dari 150 bangunan, direlokasi dari kota dan pedesaan.

 

Sebetulnya kalo waktunya banyak, menyenangkan sekali bisa mengeksplor kompleks museum sejarah budaya norway ini. Sayangnya dalam kondisi cuma punya waktu satu jam, alhasil kita keburu2 deh, apalagi jadwal bus balik ke stasiun sentral Oslo juga mepet waktunya. Tapi yang penting udah sempet foto2 dan dapat gambaran seperti apa kompleks museum sejarah budaya norway ini.
 

Dengan waktu yang mepet akhirnya kita naik bus ke stasiun Oslo, ambil bagasi di loker penitipan dan lanjut ke bandara naik kereta. Wuahh super mepettt.. Barulah setelah check in, bagasi dan imigrasi kelar, kitapun bisa istirahat dan makan sambil nunggu boarding. Lagi2 kita naik Thai Airways yang telah  membawa kita jalan2 ke beberapa negara dengan harga yang lumayan miring berkat promo.

Alhamdulillah perjalanan kita keliling Iceland dan Norway berjalan dengan lancar dan mengesankan. Siap untuk bekerja kembali dan semoga mendapat kesempatan untuk jalan2 lagi..

perjalanan ke Iceland : Solheimajokull, Skofagoss, Kvernuvoss

Hari keempat di Iceland. Esok paginya setelah sarapan kitapun siap2 buat balik ke Reyjavik tapi dengan mampir-mampir ke beberapa tujuan air terjun dan gunung di sepanjang perjalanannya. Sebelum pergi kita foto-foto dulu di seputaran penginapan. Tapi memang penginapan ini bener2 terpencil dan suasananya dapet banget berkesan in the middle of nowhere gitu. Di sebelah juga ada pondok tua dengan ayunannya, yang nggak tau dulu dihuni sama siapa.


Perjalanan kali ini hampir seharian dengan mampir2nya. Keluar dari penginapan lagi-lagi kita dihadapkan pada pemandangan yang sama dengan kemarin, jalanan yang kanan kirinya adalah bebatuan besar berlumut hijau seperti di negeri antah berantah. Ada beberapa domba lucu yang di balik tali pembatas jalan, yang langsung kabur begitu kita turun mau fotoin mereka. Domba-domba di iceland ini bener2 lucu, bulet2 kayak temen2nya shaun the sheep.


Tujuan pertama kita adalah Solheimajokull, kira-kira 1 jam 50 menit dari penginapan. Sepanjang perjalanan pemandangannya mirip dengan jalan keluar dari penginapan, hamparan bebatuan besar berlumut hijau. Kita sempat turun sebentar.

Setelah hampir 2 jam kita sampai di Solheimajokull. Solheimajokull ini adalah glasier di selatan Iceland, antara pegunungan Katla dan Eyjafjallajokull. Di sini tentunya harus trekking, bisa sendiri atau bisa berkelompok ikut group. Aku dan mr hubby turun berdua karena pak Yoyon dan mbak vivi nggak ikut. Pak Yoyok kakinya bermasalah karena asam urat, jadinya harus ada sedikit treatment dari istrinya. Kita berdua terhuyung2 mendaki bukit batu, bertemu dengan rombongan group trekking, kelihatannya mau ice trekking kalo melihat perlengkapannya bawa kapak es segala macem.



Kita jalan terus, lalu turun menuju gletser yang menjadi sungai. Anginnya kenceng banget dan hawanya dinginnya luar biasa. Kita pegangan tangan kenceng karena takut terbang kena angin. Terus turun turun dan turun, menuju hamparan pasir dan bebatuan ke arah sungai gletser, sepiiii banget nggak ada siapa2. Bener2 berasa berdua aja di alam semesta ini *lebay* kita foto2 di tepi sungai dengan potongan2 es dengan pemandangan gunung es di belakangnya.



Entah berapa lama kita ada di bawah di sungai ini sampai kemudian mr. hubby udah ngajakin aja naik padahal aku tuh paling suka dengan alam beginian, rasanya damai biarpun beku kedinginan dan angin kencang. Akhirnya kita jalan lagi menyusur hamparan batu2an dan pasir, lalu naik lagi ke bukit-bukit batu, nyasar kesana kemari bingung tadi turun dimana. Mr.hubby udah ngomel aja, aku juga sebetulnya takut karena kita gak tau ada dimana, di negeri orang dan cuaca super dingin beku gini kalo kenapa2 gimana huaaa..


Sampai akhirnya mulai ketemu orang dan kita ngikuti jalan mereka naik ke bukit-bukit. Lalu ketemulah jalan tadi dan kita bernapas lega karena mulai jelas arahnya. Huaahh hampir aja kita gak bisa kembali ke parkiran mobil. Kalo sampe kesasar di hutan2 trus gimana nasib kita di musim gugur menjelang dingin ini..
Di mobil pak yoyok bilang udah enakan karena minum obat dan kakinya dibalur sama mbak vivi, trus istirahat tidur. Lama juga kita jalan hampir 2 jam ninggalin mereka.

Selanjutnya kita ke Seljalandfoss Waterfall. Waktu tempuh dari penginapan sekitar 2 jam. Tapi ternyata Selfjalandfoss ini kemarin sudah kita lewati dan keliatan banget dari pinggir jalan, jadinya kita lanjut ke Skofagoss Waterfall aja.

Jalan ke Skofagoss Waterfall perlu waktu sekitar setengah jam. Begitu sampai di lokasi, pertamanya kita lihat adalah hamparan padang rumput dengan domba-domba cantik yang sedang merumput. Yang pertama dirasakan keluar dari mobil adalah angin yang super kenceng yang bikin pintu mobil nyaris terbang. Kitapun berjalan menyusuri jalanan batu dan sampailah di depan air terjun Skofagoss. Air terjun ini memiliki lebar 25 meter dan ketinggian 60 meter, bentuknya seperti tirai di dinding gunung yang melebar dan dihiasi dengan lingkaran pelangi yang berpendar. Aku jalan turun ke arah sungai, pelanginya keliatan deket banget dan pengen kuraih aja rasanya ..







Wuah cakep banget memang air terjunnya, tapi basah banget cipratannya. Suara gemuruh air terjun dengan sungai di bawahnya, pelangi melingkar di atasnya dan bebatuan di sekelilingnya, rasanya menyejukkan banget. Aku tuh suka banget sama air terjun dan pegunungan. Rasanya adem teduh tenang menentramkan. Air terjun ini merupakan salah satu air terjun yang terkenal di Iceland dan sering dikunjungi wisatawan, karena jalan ke arah air terjunnya tidak perlu hiking.





Abis menikmati airterjun kita liat-liat padang rumput luas dengan domba-domba di dalamnya. Angin bener2 super kencang dan kitapun kenalan dengan ibu-ibu setempat yang ramah banget. Dia cerita kalo dia penduduk asli, sempet cerita yang serem2 gitu deh karena ternyata di Iceland ada juga hantu2an ya, trus cerita juga kalo harus hati2 sama angin karena sering banget pintu mobil atau bagasi yang kebuka jadi terbang.



Kita jalan menyusuri padang rumput dan sampai ke tempat makan siang semacam kantin. Seperti biasa makan fish and chips dan teh panas. Setelah itui kita rencananya ke Kvernufoss Waterfall. Sebetulnya para bapak ini udah capek trekking, tapi berhubung aku suka banget air terjun dan mbak vivi juga hobi trekking, akhirnya kitapun berangkat. Mbak vivi sampe menjuluki aku sebagai waterfall hunter saking senengnya nyari air terjun haha.. Dari Skofagoss ke Kvenufoss sebetulnya cuma 5 menit, tapi begitu sampe kita jadi bingung karena gak ada apa-apa. Cuma ada padang rumput yang dipagari di belakang semacam kantor atau museum yang tutup gitu.

Bapak2 sih pada males, tapi kita berdua gak putus asa. Sambil melihat2 ada 1-2 orang jalan terus ke belakang padang rumput itu. Kita ngecek lagi google map dan memang betul deket2 situ ada kvernuvoss waterfall. Akhirnya kitapun jalan walopun mr. Hubby ragu dan lelah, sedangkan pak yoyok stay di mobil karena kakinya kasih warning untuk nggak ikut trekking.

Kitapun jalan menyusuri padang rumput, sepii banget.. trus naik naik dan naik ke bukit bukit. Ikuti jalan terus, lompat semacam parit sana sini, naik lagi ke bukit bukit dan wow.. sampai di hamparan padang dengan pemandangan indah sungai mengalir di belakangnya.. foto-foto deh.. lalu jalan lanjut lagi, menyusuri jalan setapak, naik ke bukit makin lama makin terjal dan susah secara umur udah gak muda lagi. Sampai akhirnya tiba di puncak dan tampaklah air terjun dari kejauhan, semacam tirai dengan jalan gua di baliknya. Keren banget dan puas rasanya, nggak sia2 jalan tanpa petunjuk gini nyampe juga di air terjun Kvernufoss..










Sebetulnya enggan beranjak pulang karena aku memang suka banget sama air terjun, hutan dan gunung. Apadaya sudah semakin sore dan angin semakin kencang. Kitapun akhirnya turun dan itu pe-er banget secara jalanan tanah dan hutan ini licin dan anginnya kenceng banget. Setelah sekian lama akhirnya sampe juga ke padang rumput yang mendatar dengan domba-domba lucu.. mbak vivi foto2 deh sama domba2 itu.

Nggak terasa udah sore aja dan kita harus segera lanjut ke Reykjavik. Sambil jalan ke Reykjavik yang memakan waktu 2 jam lebih, kita rencana mampir Solheimasandur Airplane Wreck. Konon ini adalah tempat puing2 pesawat yang jatuh berpuluh tahun lalu. Perjalanan sebetulnya cukup 10 menit. Kita sampai di lokasi, tapi ternyata harus lanjut naik semacam bus untuk mengangkut penumpang ke lokasi karena jauh dari jalan. Tadinya kita mau naik tapi berhubung kudu nunggu 1 jam lagi, akhirnya udahlah karena udah sore dan cape banget dari tadi trekking terus-terusan.

Sampe di Reykjavik kita sempet mampir ke secret lagoon buat melihat2, apakah kira2 worthed buat berendem secara mahal banget. Tiba di sana boleh lihat-lihat dulu. Dan ternyata dari hasil mengintip sejenak kok biasa aja ya, rame orang berendem kayak kolam renang biasa. Untungnya gak jadi beli tiket online waktu itu. Akhirnya kita kembali ke penginapan Ourhouse Guesthouse aja.


Dan ada kejadian yang bikin shock waktu mau ke arah penginapan itu, mr. hubby tiba-tiba nyetirnya nggak terkendali dan menyerempet mobil yang parkir di pinggir jalan. Aku yang lagi setengah tidur karena kecapekan trekking langsung shock banget. Kebayang gimana ini kalo jadi masalah, ditahan polisi, ditahan di bandara, gak bisa pulang dst dst huhuhu.. Udah gitu makin dramatis lagi karena waktu jalan dari parkiran gereja ke penginapan, ada badai angin yang bener2 super kencang dan dingin banget, kita terhuyung2 nyaris terbang dan terseok2 sampai akhirnya bisa nyampe juga ke penginapan.

Kita semua stress karena belum pernah urusan serempet mobil beginian di negeri orang. Tapi mobil parkir yang diserempet sih kayaknya nggak parah2 amat. Cuma ya mestinya dari kamera di jalan bisa kelihat ya siapa yang nabrak. Nah itu yang bikin takut. Malemnya kita packing sambil cemas gitu deh. Hampir semaleman tidur juga gak nyenyak dan jam 3 udah harus bangun karena harus ke bandara pagi2 dan mengurus pengembalian mobil rental.

Dasar orang Indonesia, dalam kondisi sepagi apapun di hawa apapun tetep aja jam 3 pagi mandi, trus final packing, checkout dan jalan kaki menyeret koper ke parkiran gereja. Pak yoyok yang nyetir ke arah bandara Keflavik, kira2 hampir sejam karena jalannya rada muter. Sampe di bandara kita urus pengembalian mobil rental dulu, sambil harap2 cemas jangan2 dendanya gede banget karena urusan nyerempet mobil. Tapi alhamdulillah nggak ada apa2 karena udah bayar asuransi di depan. Kita juga sempet liat di parkiran belakang deretan rental mobil itu sejumlah mobil kondisinya juga acak adul, ada yang penyok, pintu mobilnya rusak dll. Kita lalu keluar dan nunggu bus yang mengantar ke gerbang pintu departure, masih jam 4.30 dan dingin banget plus gerimis nunggu di luar.

Tapi aku masih belum tenang biarpun urusan rental beres karena ada asuransi. Kuatirnya keganjal urusan imigrasi karena misalnya keliatan dari kamera di jalan kejadian kemarin. Tapi alhamdulillah baik2 aja lancar banget, bisa bernapas lega setelah imigrasi kelar, baru deh ketelen itu roti buat sarapan hehe.. Betul2 pengalaman mengesankan selama di Iceland ini. Alhamdulillah berjalan semua dengan lancar, nggak menyangka bisa jalan sejauh ini ke belahan bumi bagian utara dengan kemampuan sendiri..

Perjalanan ke Iceland : Jokulsarlon dan Kalfafell


Paginya kita persiapan jalan lagi. Keluar dari penginapan the Barn dan menghirup udara musim gugur yang dingin ini. Sambil menunggu para pria beres, kita menikmati halaman depan the Barn.



Kali ini kita mau menginap di Kalfafell, daerah yang lebih terpencil lagi. Malam sebelumnya kita lihat weather prediction bahwa lusa bakal hujan dan besok cerah, makanya aku langsung tukar aja jadwal, besok yang semula ke air terjun Seljalandsfoss dan berbagai waterfall lain, jadi dialihkan Jokulsarlon Glacier Lagoon, tapi nginepnya tetap di Skalafell.






Dan benar hari ini memang cerah biarpun dingin. Giliran mr.hubby yang nyetir ke arah Jokulsarlon. Dari the Barn perjalanan ditempuh sekitar 2,5 jam. Sepanjang perjalanan terlihat pemandangan gunung dengan glacier salju di tepi gunung. Kebayang kalo musim dingin pasti putih semua beku. Beberapa kali kita turun ketemu air terjun kecil, menikmati pemandangan dan foto-foto.
 
 

Kita mampir di beberapa landscape pemandangan gunung-gunung salju, turun menikmati alam, foto-foto, jalan lagi dan berhenti di Skeidararsandur. 
 

 

 
Abis itu kita lanjut ke Jokulsarlon Glacier Lagoon. Sampe sana bus-bus pengunjung udah banyak. Kita memutuskan beli tiket buat naik boat untuk menyusuri lagoon yang berisi potongan blue ice. Sambil nunggu giliran boat, kita jalan dulu naik ke bukit buat melihat pemandangan glacier lagoon ini. Emang bagus banget ya.. potongan-potongan es yang membiru cantik banget. Kalo musim dingin katanya beku seluruh lagoon ini.


 
 
Setelah boat datang, kitapun bersiap naik. Semua harus memakai jaket pelampung dan menjelaskan instruksi keamanan dulu. Intinya semua harus duduk dulu dan patuh terhadap petunjuk dari pemandu.


Jokulsarlon ini adalah danau glacier yang terbesar dan terkenal di Iceland. Letaknya di selatan gleser Vatnajokull, di antara taman nasional saftafell dan kota hofn. Dana ini muncul tahun 1934-1935 dan tahun 1975 meluas akibat pencairan gletser di Islandia yang terjadi besar-besaran. Konon Jokulsarlon ini  adalah danau terdalam kedua di Iceland.


 



 
Kita menyusuri Jokulsarlon dan takjub dengan pemandangannya. Danau dengan potongan-potongan besar es berwarna biru mengkilat, serasa di negeri dongeng. Aku mengucapkan rasa syukur bahwa akhirnya bisa melihat keindahan alam ini, sama sekali nggak pernah terbayang dalam hidupku.  Turun danau masih di seputaran danau kita makan siang dulu, beli fish n chips dan teh panas di foodtruck.


Kelar dari Jokulsalon kitapun bersiap pulang. Kali ini tujuan kita menginap di Kalfafell, tepatnya di Dalshofdi Guesthouse. Ternyata tepat pilihan kita bahwa hari ini harus ke Jokulsarlon karena cuaca cerah, sedangkan besok prediksinya hujan. Sembari ke arah Skalafell, kita sempatin mampir di pantai  sekitar Jokulsarlon kira-kira 30menitan, di tepi laut berpasir hitam ada bongkahan-bongkahan es juga terlempar entah darimana.

Sebelum lanjut ke Kalfafell kita mampir dulu ke supermarket buat beli bahan makan malam. Seperti biasa praktisnya adalah ricebox bikinan thailand buat berdua, sama mie goreng instan. Kita lalu menuju Kalfafell di hari yang semakin sore. Jalanan panjang sepi, dingin dan anginnya kenceng banget. Pada jalan masuk menuju Dalshofdi guesthouse ini bener2 dramatik suasananya, kayak di film lord of the rings. Kanan kiri jalan adalah bebatuan besar-besar berlumut hijau dan gada kehidupan samasekali, udah kayak bukan di bumi aja. Aku sempet merekam suasananya seperti ini.


 

Dalshofdi guesthouse ini juga sepi. Pemiliknya pasangan muda, tinggal di pondok di sebelah penginapan beserta anjingnya. Di dalam guesthouse ada beberapa kamar dan waktu kita masuk cuma ada suami istri berumur dari italia dan anaknya. Seperti di penginapan lainnya, kita juga masak seadanya. Kita gak berencana hunting aurora secara badan capek banget dan kemarin tidurnya juga kurang. Jadi abis makan malam dan beberes packing koper kitapun tidur.