Tuesday, 11 May 2021

berjalan ke next step..

Menulis lagi setelah sekian lama dan masih tetap pandemi entah sampai kapan.

Pekerjaan kantor masih rumit dan dikejar penyelesaian seperti biasanya. Tapi pelan2 selesai satu per satu. Penilaian kinerja akhirnya selesai, insentif rampung, urusan2 kenaikan pegawai juga beres. Bulan maret kemarin perjuangan buat ngurusin vaksinasi, kesana kemari akhirnya bisa menyelenggarakan vaksinasi buat seluruh pegawai di kantor, termasuk anak2ku bisa kuikutsertakan juga.

Alhamdulillah ada sedikit rejeki untuk pelunasan sebagian kecil KPR, biarpun begitu perjalanan KPR masih panjang. Rumah lama yang kuharapkan bisa dijual cepat ternyata sulit banget penjualannya, jadi sabar2 aja padahal rencananya untuk melunasi KPR yang sekarang.

Nggak terasa udah 11 tahun lebih kerja disini. Bisa dibilang tiap tahun pengen cabut karena pusing dengan segala kerumitan birokrasi dan kekakuan proses kerja, puncaknya tahun lalu ketika dengan terang2an pimpinan tertinggi sengaja merekrut orang buat pesaing aku. Dan orangnya betul2 annoying dan selalu menyerangku di berbagai forum. Sedangkan waktu itu aku juga betul2 nggak cocok dengan atasanku yang lama. 

Belum lagi ketambahan ganti pimpinan eksekutif yang serba gak paham, lalu ganti big boss, dan ketambahan pandemi yang gak kelar2 sedangkan aku dan tim harus ngurusin prokes dan penanganan covid di kantor. Jadi bisa dibilang sepanjang tahun lalu tekanan lahir batinku betul2 luar biasa. Entah kenapa aku bisa bertahan dengan waras, khususnya menghadapi betapa prohire yang direkrut sebagai pesaingku itu sedemikian mengganggu dan menyerangku di berbagai forum, yang membuat orang2 menganggapku gak kompeten, lalu pimpinan eksekutif yang rapat2nya selalu bersambung dan sampai tengah malam, serta urusan penanganan covid di kantor.

Sejak akhir tahun sebetulnya ada pergantian pimpinan, alhamdulillah atasanku diganti. Atasanku yang sekarang ini biarpun sering negative thinking, terlalu kaku dan cenderung berpihak ke orang2 tertentu serta menunjukkan ketidaksukaan pada sejumlah orang yang berakibat pada banyak hal, tapi setidaknya dia percaya ke aku untuk penyelesaian pekerjaan, nggak ribet ngejar2 urusan printilan kalimat per kalimat, huruf per huruf kayak atasan lama yang background-nya hukum itu.

Biarpun atasan relatif enak, tapi gantian pimpinan eksekutif yang memusingkanku karena gak percayaan, kuatir ambil risiko dan nggak efektif dalam bekerja. Rapat yang terus-menerus tanpa keputusan, sekian putaran rapat, kembali lagi ke awal dan seterusnya, hanya karena gak percaya dan takut dengan risiko. Betul2 melelahkan karena 24 jam full kerja akhirnya dengan aneka rapat itu, belum lagi urusan operasional unit kerja.

Apalagi dengan tambahan aneka amanat di lembaga tempatku bekerja ini, nambah terus yang mengakibatkan pengaruh ke urusan kebutuhan orang dan pengelolaan sdm-nya. Akibatnya pekerjaan gak beres2, berasa kurang orang terus, baru dibenahi dikit udah berantakan lagi perlu perluasan, segala macam peraturan perlu diperbaiki. Mending kalo perbaikannya simpel, ini birokrasinya luar biasa, berbelit-belit, berjenjang2, sekian putaran pembahasan balik lagi ke awal, kajian ini itu, persetujuannya panjang bener dan belum tentu disetujui, dan ujung2nya dihadang audit jika udah diterapkan. Berulang terus gitu sampai upin dan ipin numbuh rambut.

Lalu ada 1 anggota dewan pimpinan yang amit2 trouble maker sepanjang waktu, kasar banget dan nyelekit dan gak tobat-tobat walaupun sudah 2x kena teguran Yang Di Atas lewat pemasangan sekian banyak ring jantung, lalu awal tahun ini kena covid yang parah sampai harus transfusi plasma.

Aku jadi inget pengalaman berharga kemarin selama ngurusin covid orang sekantor. Siang malam dibombardir penanganan covid, banyak banget pegawai dan keluarganya yang kena, belum lagi pimpinan2. Betul2 24 jam karena hasil swab kebanyakan keluar di atas tengah malam, belum lagi temen2 harus cariin RS buat rawat inap which is itu luar biasa susahnya karena semua penuh dan untuk covid dibatasi, cariin tempat isolasi, sampai harus nyari donor plasma konvalesen. Lalu ngurusin vaksinasi sekantor yang sedemikian birokratisnya. Suatu pengalaman yang semoga tidak akan terulang lagi. Pandemi please berhentilah...

Sejak beberapa tahun lalu aku sudah bertekad ingin pindah kerja ke tempat lain dengan kondisi pensiun dipercepat di kantorku ini, supaya terhormat sebagai pensiunan dini. Sejak akhir tahun lalu sebetulnya aku sudah hunting kesana kemari, titip2 ke kenalan2ku, mantan atasan2ku, siapa saja pokoknya untuk tempatku pindah. Tapi namanya cari tempat baru itu memang susah banget, di masa biasa aja susah apalagi di saat pandemi.

Nah di awal bulan april kemarin temenku di kantor yang juga dulu pernah sekantor di tempat lama, kasih info kalau ada vacancy di salah satu bumn kecil, lalu refer untuk tanya ke mantan atasanku yang sekarang statusnya lagi diparkir karena alasan gak jelas. Aku lalu tanya beliau dan beliau info nomor telpon direkturnya, minta untuk kontak langsung.

Dengan tanpa harapan besar, akupun kontak beliau, lalu kirim cv, ternyata lanjut dipanggil interview bertahap. Pertamanya dengan corporate secretary, lalu dengan kadiv investment, lalu dengan beliau sendiri, lalu dengan CEO. Setelah itu lanjut asesmen psikologis, dan nanti tes kesehatan setelah lebaran.

Interview dengan calon atasanku yang kebetulan teman mantan atasanku, dan kenal dengan beberapa orang yang senior di kantor. Kelihatannya nyambung aja dan beliau kelihatannya baik. Lanjut interview dengan dirut, dimana kebetulan banget bahwa dirut ini eks banker di bank tempat kerjaku sebelumnya, jadi obrolannya nyambung. Beliau welcome dan info kalau perusahaan ini kecil saja. Yang lebih penting culture-nya kelihatannya pas. Aku sudah 25 tahun kerja dengan jenis perusahaan atau institusi yang lokal atau nasional, akan sulit jika harus masuk ke culture yang internasional atau perusahaan keluarga misalnya.

Terus terang untuk proses seleksi ini aku nggak nyangka prosesnya bakal secepat itu dan lancar. Interview beberapa tahap lolos, asesmen lolos, tes kesehatan lolos, lanjut offering. 

Sekarang ini aku lagi galau untuk next stepnya. Suasana kantor udah gak nyaman banget dan banyak ancaman. Aku juga berpikir untuk ke depan, karena posisiku juga sudah mentok, lalu aku sudah eligible ambil pensiun dipercepat, serta tawaran dengan kondisi seperti ini dengan lokasi dekat, jumlah karyawan sedikit dan tawaran ini nggak datang dua kali.

Bismillah.. it flow aja, jika memang rejeki dan jalannya maka akan dimudahkan. Semoga diberikan kelancaran dan kemudahan untuk langkah selanjutnya. Aamiin YRA..



No comments:

Post a Comment