Wednesday, 22 December 2021

Goodbye 2021

Tahun 2021 yang melelahkan. Masih lanjut pandemi, pekerjaan yang semakin berat, ibuku yang sakit covid lanjut stroke dan urusan kuliah anak. Aku akhirnya melewatkan tawaran di tempat lain karena pandemi di tengah tahun 2021 kemarin sedang parah2nya. Andaikan tawaran itu datang di saat covid sudah agar mereda pasti akan aku ambil. Tapi bulan Juli kemarin betul2 sedang puncak2nya dan kita nggak tau akan sampai dimana. Aku inget waktu itu sehari sampai 60ribu kasus saking banyaknya, lalu keluarga besarku kena, oom ada yang meninggal, ibuku kena juga lanjut stroke, sirine ambulans nggak henti2 di seputaran jalan besar dekat rumah.. ya Allah kondisinya mencekam banget.

Covid19 yang menyisakan banyak kenangan dan pelajaran. Bagaimana harus menghandle bos2 dan keluarganya yang sangat demanding di saat mereka terkena. Mencarikan donor plasma konvalesen yang membuatku jadi tau prosedur dan gimana susahnya mendapatkannya. Ternyata untuk dapat donor plasma itu harus cari pengganti stok yang ada, perlu waktu untuk mengolah juga. Dan untuk mendapatkan kesediaan itu juga pe-er banget karena penyintas covid juga dihantui trauma sakit covid dan keluarganya belum tentu support untuk kasih penyintas ini memberikan donor. Padahal boss perlu 5 kantong plasma dan istrinya perlu 4 kantong dengan golongan darah yang gak biasa juga. Ngurusin keluarga bos2 yang pada kena, trus support para pegawai yang pada kena covid juga. Beberapa bulan pas tinggi2nya pandemi itu betul2 stresful, malam2 harus nungguin laporan hasil pcr orang-orang kantor, bos2 di kantor dll.

Mencari rumah sakit juga effort banget, mencarikan kamar dan tempat karantina buat para pegawai biarpun sudah dibantu pihak ketiga juga tetap sulit. Ya karena lagi tinggi2nya kasus. Tiap hari stress nungguin berapa puluh ribu lagi kasus harian, orang-orang terdekat mulai kena. Kakak laki2ku kena sekeluarga dan aku kuatir banget karena dia komorbid berat. Lalu ibuku kena dan dirawat di RS. Belum jelas sembuhnya udah disuruh pulang dengan alasan nanti malah terinfeksi penyakit lain, padahal aslinya adalah antrian super panjang jadi disuruh pulang ganti dengan yang baru masuk sakit.

Setelah balik ke rumah, semuanya juga stress karena belum dipastikan sembuh. Aku beli tabung2 oksigen untuk berjaga2 jika ada apa2. Aku juga belikan sejumlah baju hazmat untuk pembantu yang menjaga ibuku, tapi trus ibuku jatuh dan kena stroke. Pada saat stroke itu akhirnya aku dan mr.hubby jalan ke jogja untuk menengok walopun masih kondisi larangan bepergian luar kota karena covid masih tinggi2nya. Tapi aku betul2 kuatir terlewatkan aku bisa menjaga ibuku. Ibuku nggak sadar berhari-hari, dirawat di ICU. Kita semua udah berkumpul untuk berembuk dan berdoa. Kita juga carikan pramurukti senior karena kondisi stroke pasca covid sangat perlu bantu pramurukti.

Saat itu juga pekerjaanku lagi padat2nya, rapat vicon marathon nggak selesai2 sembari aku mondar mandir ke RS ke ruang perawatan dan ICU. Cuma bisa menangis dan menangis melihat kondisi ibu berhari-hari nggak sadar di ICU dengan aneka selang menempel. Aku membisikkan kata2 semangat di telinganya sembari airmataku terus mengalir. Bolak balik ganti masker yang basah karena menangis sembari pasrah karena kondisi RS juga riskan akibat tingginya kasus covid. Aku udah pasrah aja kalau akhirnya harus tertular Covid tapi Alhamdulillah masih terlindungi.

Sampai akhirnya kondisi ibuku membaik, sadar dan mulai bisa keluar suara tapi tidak jelas.  Ibuku sudah berusia 81 tahun dan beberapa kali jatuh karena keseimbangan terganggu. Sampai akhirnya ibuku bisa dibawa pulang dan lanjut terapi di rumah. Sampai sekarang ibuku masih belum bisa duduk dan bicara yang jelas, masih terus terapi.

Karena kondisi itulah aku gak lanjut ambil offering karena tidak memungkinkan, aku mesti banyak ijin ke jogja untuk menengok ibuku walaupun sambil tetap bekerja. Sepanjang di jogjapun nggak berhenti2 vicon dan aneka pekerjaan kantor.

Lalu urusan kuliah anakku fikri yang alhamdulillah di akhir tahun ini bisa kelar dan lulus ujian skripsinya di kedokteran di tanggal 21 Desember 2021. Lanjut osce dan osca di januari 2022 trus koas, mudah2an bisa koas di angkatan pertama 2022. Satu langkah selesai, mudah2an dilancarkan langkah berikutnya sampai menjadi dokter, aamiin..

Tahun 2021 adalah tahun yang berat buat semua orang rasanya. Di sisi pekerjaan aku juga makin hopeless dengan kondisi ketidakakuran pimpinan yang berimbas ke suasana kerja. Aku sebetulnya udah betul2 lelah pengen cabut tapi kondisi belum memungkinkan. Setelah melewatkan offering kemarin, ternyata pandemi mulai menurun dan makin turun lagi. Aku nggak tau keputusanku betul apa tidak, tapi keputusan sudah diambil. Mudah2an tahun depan masih ada kesempatan buatku untuk berpindah ke tempat lain. Rasanya 3 tahun menghandle posisi ini sudah cukup, aku ingin mengakhiri tempat ini dengan kondisi baik2 lalu lanjut exposure baru di tempat lain.

Semoga pandemi segera berlalu untuk kehidupan baru yang lebih baik di 2022.. aamiin YRA..




Monday, 22 November 2021

menata langkah berikutnya

Tekadku sudah bulat untuk segera cabut dari tempat kerjaku. Dalam kondisi penuh dengan aneka kepentingan berbagai pihak khususnya pimpinan, keanehan dasar hukum pembentukan institusi ini yang menyebabkan semuanya rumit dan nggak akur, aneka ancaman dan aduan, dan hampir 12 tahun aku disini udah tau semuanya, aku merasa sudah cukup. Hal2 prinsip yang nggak bisa kuterima, pimpinan yang bukan berasal dari profesional, trus yang gak bermanner dan selalu menuduh menyalahkan dan mengancam, serta proses kerja yang rumit. More than enough. Aku harus menjaga kewarasan dan kesehatan mental diri sendiri.

Hal2 yang pelan2 diberesin guna mendukung persiapan 2nd career path:

- minta doa restu ibu, satu2nya ortu karena ayahku sudah meninggal, dan cukup berat karena ibuku dalam kondisi pasca stroke 

- minta doa restu suami yang selalu support aku

- titip info ke kenalan2 dan mantan2 atasan bahwa aku lagi serius cari kerjaan baru

- siapin akses DPLK di 2 bank yang integrated dengan e-banking 

- persiapan pelunasan dipercepat sebagian pinjaman rumah sehingga bisa ngurangin angsuran sebelum akhir tahun

- persiapan wakaf tanah kampung berikut PBBnya dibantu kakak cowok dan teman yang pengurus yayasan

- support anak sulung segera lulus skripsi sebelum akhir tahun supaya segera koas

- berdoa dan berdoa tentunya, minta yang terbaik

Aku berharap bisa ada waktu untuk istirahat ketika sudah dapat tawaran sehingga mulai efektif dalam kondisi fresh. Selama 2 tahun pandemi ini mentalku betul2 terganggu yang menyebabkan fisikku juga terpengaruh.

Mudah2an oleh Allah diberikan kemudahan dan jalan untuk menuju pekerjaan berikutnya, semoga semesta mendukung.. aamiin YRA


Monday, 5 July 2021

worst pandemic days

submitted and done. 
bismillah, sudah ambil keputusan dan tidak perlu disesali. sedih pasti tapi gimana lagi. pandemi benar2 memburuk. hari ini 30 ribu kasus baru covid19. ya Allah sedemikian parahnya negeri ini hiks..

gak tau perlu berapa lama lagi untuk melandai kasusnya hiks..

Tuesday, 29 June 2021

keputusanku

pukul 3.09 pagi dan aku belum juga tidur seharian. insomnia parah seperti biasa.

pembicaraan dengan calon timku di tempat baru membuatku semakin yakin bahwa aku harus tetap stay dulu disini.

terlalu banyak risiko di kala pandemi semakin memburuk. adanya peer yang pasti akan trouble maker. lemahnya unit general affairs dengan potensi tidak rampungnya aneka proyek dan pelanggaran staf yang berhubungan dengan uang. riskan banget. lalu pencapaian revenue baru 300M dari 13T. serta posisi p25 pada market untuk remunerasi. 

lengkap sudah. semacam menceburkan diri pada kubangan masalah, sedangkan yang nanti kuperoleh malah di bawah sekarang, walaupun remunerasi bukan pertimbangan utamaku. untung belum signing perjanjian kerja. dan anehnya offering juga nggak bisa dibawa pulang.

pantas saja sedemikian banyaknya pertanda bermunculan. semacam mencegahku untuk tidak submit surat resign. berhari2 galau antara kerjaan dan keputusan, sampai siklus mensku bermasalah dan insomnia menjadi2.

pertanda dimulai dengan wfh 2 minggu sehingga nggak mungkin submit tanpa ketemu atasan. lalu pandemi yang semakin memburuk, kasus baru sebesar 20 ribuan tiap hari yang membuatku gamang. sirene ambulans silih berganti di seputar jalan besar dekat rumah. lalu kompetitorku yang semakin terjepit, yeah advantage juga jadinya buatku. kuncinya cuma legowo aja, kasih panggung buat dia karena kerjaan kita yang lain sangatlah banyak.

keputusan stay akhirnya kupilih. memang harus sabar menunggu pandemi entah sampai kapan. semoga masih ada kesempatan di tempat yang lebih aman buatku. 

Ya Allah.. semoga keputusan yang kuambil ini yang terbaik buatku. semoga pekerjaan existing ini tidak ada hambatan berarti.. aamiin YRA




Sunday, 27 June 2021

benarkah keputusanku?

mendekati pengajuan pensiun dipercepat, rasanya galauu berat.. T_T

aku gak tau timingnya apakah tidak tepat atau malah jadi tepat supaya bisa kabur. di saat teman2 dalam timku malah pada sakit bertumbangan satu2 dan sakitnya semuanya gak main2.. ai harus angkat rahim lanjut radiasi, franki operasi pen setelah patah tulang jatuh dari sepeda lanjut sakit empedu, ulfa lahiran prematur 7 bulan, sherly yang lagi hamil kena covid hiks..

yang betul2 bikin super galau adalah kasus covid yang meroket tinggi2nya di Indonesia. aku memikirkan apakah keputusanku untuk pergi sekarang apakah benar. 

ibaratnya di luar sedang hujan badai dan aku di rumah yang terlindung kendati dalamnya berantakan dan penuh ancaman, apakah betul saatnya pergi? walaupun aku tau saat menyeberang hujan badai ini sudah ada rumah pasti yang menantiku, tapi aku nggak tau bakal survive tidaknya dalam kondisi ini disana..

pandemic deja vu.. perasaan yang muncul sama dengan bulan maret-april-mei ketika 2020 pandemi muncul dan mulai wfh-wfo. hiruk pikuk mengurusi orang2 sakit di kantor, ketidakpastian kondisi politik kantor dan keparnoan terhadap covid.

tapi kalau aku gak pergi, tawaran ini nggak ada datang dua kali di usiaku yang sudah gak muda lagi dan dalam kondisi pandemi pula, sungguh menyia2kan kesempatan dan membuat kecewa tempat yang akan menerimaku.

dan hari ini kasus sedang tinggi2nya dan rasanya belum sampai puncak. suara sirene ambulans silih berganti siang malam di jalan2 besar dekat rumahku dalam seminggu ini. kasus positif di kantor makin banyak, bahkan 1 driver meninggal di rscm barusan.

aku makin galau. ya Allah benarkah keputusan yang kuambil ini? 



Wednesday, 16 June 2021

cepat sembuh teman2ku..

entah kenapa mendadak beberapa temanku pada kena musibah sakit, dan sakitnya juga nggak yang main2 hiks..

yang pertama mbak Anna, teman menari sejak 14 tahun lalu, sahabatku dan mungkin satu2 sahabat yang paling tulus yang sudah seperti kakakku sendiri.

sebelumnya aku betul2 kehilangan saat dia terpaksa pindah ke jepang ikut suaminya yang pensiun di perusahaan di jakarta karena kalo di jepang usia kerja masih bisa panjang tak terhingga walaupun sifatnya kontrak.

sedih banget rasanya karena kita berdua sering banget curhat2an kadang sampai dia nangis trus aku ikutan nangis. memahami gimana susahnya dia bersuami orang jepang yang beda banget budayanya, belum lagi kesulitan dengan anak sulungnya yang kurang mampu mengikuti akademik di sekolah jepang di indonesia karena sangat kompetitif.

ada mungkin 4 tahun mbak Anna pindah ke jepang setelah sebelumnya kita sering banget ketemuan, setelah menari dan aku juga sering main ke rumahnya. terakhir kita janjian nanti aku sekeluarga bakal main ke jepang, dia ada di pulau paling ujung utara yang dingin banget, dan dia dengan senang hati akan menampung & nemenin jalan2. 

mbak Anna ini jago banget masak, aku pernah katering ke dia juga pas beberapa kali gak ada pembantu, dan masakan dia itu enak banget. rawonnya betul2 mantep sampe anakku fikri ketagihan dan suka nanyain.

di jepang setelah beberapa saat dia kerja di rumah sakit deket rumah sebagai tenaga asisten di dapur rumah sakit. seneng dengernya karena memang hobi dia itu urusan dapur.

mendadak pas dalam perjalanan aku balik dari jogja kita kontakan whatsapp lanjut telepon, dia menceritakan kondisinya dimana belum lama ini sakit kepala hebat, setelah rontgen ternyata ada semacam massa, lanjut MRI ternyata ditemukan lagi massa di paru-paru.. T_T

dokter bilang yang di kepala belum terlalu mengganggu karena tidak menekan syaraf2, justru yang perlu ditangani dulu adalah paru2. aku langsung lemas.. kok bisaaa

terakhir minggu lalu kita ngobrol dan dia bilang akan pet scan, tapi trus aku whatsapp beberapa hari lalu sampai sekarang blm dibaca. Ya Allah.. angkatlah penyakit sahabatku itu, dia orang yang sangat baik, sabar dan tulus. Semoga segera sembuh dan beraktivitas kembali.. aamiin YRA

lalu yang kedua, franki temen kantor di bawahku. mendadak kena gangguan empedu, berpasir dan sakit perut hebat. padahal baru saja operasi pasang pen tangan yang patah karena naik sepeda. untungnya belum perlu operasi, tapi harus minum obat dan ketat menjaga makanannya. aku bingung juga karena franki ini olahragawan banget bahkan triathlon dan makanannya sangat dijaga. Semoga franki cepat pulih kembali..

yang ketiga juga bikin shock. Ai temen kantor di bawahku. awal minggu kemarin info kalo tiba2 pendarahan trus ke dokter katanya ada massa di rahim. setelah biopsi ternyata ca stadium 1 hiks.. padahal Ai ini pola hidupnya sangat baik, makanan dijaga banget dan olahraga juga rutin. minggu depan rencananya dia operasi pengangkatan bahkan sampai ke indung telur untuk mencegah penyebaran, lanjut radiasi. Ya Allah.. semoga Ai operasinya lancar dan segera sembuh.. aamiin YRA

Aku betul2 mendoakan dengan tulus semoga teman2 baikku ini bisa segera sembuh dan pulih kembali. mereka ini orang2 yang berkepribadian sangat baik dan helpful. anak2nya juga masih kecil, perjalanan masih panjang.

Insya Allah semuanya kembali sehat.. aamiin YRA..



Monday, 14 June 2021

menari, mewaraskan diri

menari lagi dan lagi.. entah kenapa dengan menari jawa pikiran dan badan jadi rileks banget.. 

jika selama pandemi ini mendadak orang jadi pada hobi taneman, sepedaan atau dulu pernah booming banget marathon dll.. maka aku masih tetap setia dengan menari.

aku betul2 menari itu sejak 2007, artinya sudah 14 tahun, itu menari beneran ya yang jawa klasik gitu, bukan jaman TK dan esde nari2 hepi2. waktu itu di sektor 7 bintaro dibuka tempat menari jawa, ketemu guru yang cocok, ketemu teman2 yang cocok juga, dan sampai sekarang salah satu sahabat baikku itu mbak Anna, temanku menari sejak awal sampai dia pindah ikut suami ke jepang dan kita masih terus sahabatan. mungkin dalam hidupku mbak Anna inilah satu2nya sahabat sejatiku, dimana sekarang ini dia sedang dalam kondisi kurang sehat di jepang dan aku terus mendoakan semoga dia segera sembuh.. aamiin YRA

aku sempat vakum menari ketika tempat menari di bintaro pindah ke BSD. lalu lanjut ke kemang tapi sayangnya yang di kemang teman2nya mostly sosialita, tapi untungnya niatku yang cuma menari buat relaksasi jadi di luar itu gak aku pikirin. beberapa kali pentas juga. sekitar 5 tahun lalu aku vakum menari karena yang di kemang itu suasananya jadi gak enak, lalu aku dapet tempat menari gaya solo di cipete.

di cipete itu suasananya lebih enak, tempatnya juga. teman2nya lebih membumi ya walopun ada 1-2 yang ajaib, bossy maklum level boss gitulah. di sana sempat beberapa kali pentas juga di solo menari. kolaborasi juga dengan sanggar lain tapi ya gitulah kadang suka friksi antar pentolan2 senior, jadinya kita yang memang niat nari buat relaksasi jadi terganggu. untunglah yang bossy itu udah cabut karena merasa gak dihargai sama owner. lha gimana tuh, masa member berantem sama owner?

so far yang cipete itu aku belajar banyak karena gaya solo itu beda banget sama gaya jogja, trus tariannya juga jauh lebih banyak dari jogja. gurunya lebih keras karena memang pendidik, pesertanya lebih muda dan juga sudah biasa menari, sedangkan di kemang gurunya lebih ngemong karena muridnya ibu2 yang belum lama belajar menari, jadi yang penting di-maintain aja sama gurunya biar betah belajarnya gitu. 

sejak awal 2021 ini aku mulai aktif lagi yang di cipete. bahagia banget rasanya bisa menari lagi. entah kenapa setiap menari jawa rasanya ringan dan stress jadi hilang. lalu sejak bulan lalu juga mulai ikut lagi yang di kemang. terkesan maksa memang ikut di 2 tempat, tapi aku betul2 butuh relaksasi karena sedemikian tekanan kantor yang kurasakan sejak pandemi tahun lalu.

selain menari itu aku juga menikmati pertemuan dengan mbak2 baik di cipete maupun kemang. apalagi yang di cipete maupun kemang para trouble maker udah pada cabut karena merasa gak sefrekuensi. jadinya asyik banget dengan temen2 yang sekarang ini. ngobrol2 dengan mereka di sela2 latihan menari itu bisa melupakan sejenak urusan2 kantor.

aku memang cenderung membatasi kegiatan wkend dengan teman2 kantor karena sungguh melelahkan sehari2 kerja sama mereka, ehh wkend harus sama mereka lagi, males banget. dan hobi ini juga aman banget karena peserta cewe semua, jadi mr. hubby tentunya support. apalagi sama guru yang sejak 14 tahun lalu udah kenal, jadinya enak.

so..cari kegiatan yang bisa membantu untuk mewaraskan diri. apa aja sepanjang positif. menari jawa ini buatku bisa jadi healing, selain menulis dan membaca. semoga kita semua diberikan kewarasan lahir dan batin dalam menghadapi pandemi dan kehidupan..aamiin YRA






Friday, 11 June 2021

dua minggu nan galau

dua minggu ini berasa diayun2. dimulai dengan kegalauan atas offering letter. sulit banget rasanya mengambil keputusan lanjut tidaknya.

terberat utama buatku memang berasal dari diri sendiri. sejujurnya meninggalkan tempat kerja yang sudah 11 tahun lebih itu bikin galau, gimana cara pamitnya dan gak bikin heboh kendati posisi adalah pensiun dipercepat.

yang kedua, aku benci dengan keraguan atas kemampuanku sendiri apakah nanti survive di tempat yang baru. ini memang bawaan orok bahwa kepercayaan diriku itu rendah. aku betul2 tipe yang gak bisa omong gede, high profile atau dagang omongan. padahal ya selama ini terbukti berkinerja.

buatku masalah di offering lebih ke keraguanku utk sanggup tidak survive itu, bukan dari besaran gaji atau fasilitas. uang penting tapi bukan segalanya buatku. aku sudah membuktikan berkali2 bahwa salary akan menyesuaikan jika kinerja bagus.

bayangkan betapa cukup sabarnya proses offering itu dimana aku nego dan minta waktu berpikir, lalu joinnya juga hampir 2 months notice dan alhamdulillah mereka bisa memahami. mudah2an ini menjadi pertanda dimudahkannya jalanku pindah.

justru yang banyak drama adalah di tempat sekarang. akibat promos mutasi rotasi yang hehoh itu suasana jadi gak kondusif karena bossku keliatan banget berpihak ke salah satu kubu. alhasil aku yang mengurus prosesnya jadi terkena dampak.

kalo mendengar cerita2 undercover tentang kubu2an itu terus terang aku antara percaya gak percaya, udah mirip pilpres dan pilkada aja kayaknya. kadang aku berpikir aku terlalu lugu dalam dunia politik kantor itu. padahal kubu2 itu ya aku kenal baik dan so far aman2 aja kalo sama aku karena aku berusaha netral sejak lama.

di saat galau offering itu dimana kesempatan tidak datang 2x di saat usiaku udah segini dan belum tentu permintaan negoku diterima, lalu situasi kantor sekarang yang betul2 gak enak, kemudian urusan skripsi fikri juga bikin stres banget.

anak FK itu skripsinya di tengah2 blok semester. pe-er banget ketika harus ngejar2 fikri untuk merampungkan proposal skripsi supaya bisa ngejar seminar di semester 6 ini supaya semester 7 bisa kelar penelitian dan sidang skripsi. mulai dari urusan judul, metode penelitian, ngejar2 dosen pembimbing, pendamping dan penguji.

dan hari kamis jumat minggu itu aku betul2 stres karena dia belum kelar uji validitasnya, proposal belum beres dan pas beres ternyata dosennya low respon untuk acc. sampe akhirnya betul2 30 menit sebelum pendaftaran terakhir, urusan pendaftaran baru rampung. pfuihhh... tapi itupun belum confirm karena bagian pendaftaran gak langsung mengeluarkan daftar peserta seminar updated, masih nunggu senin hadehh..

ndilalahnya pas urusan ribet ngejar2 anak itu kerjaan kantor loadnya lagi rendah karena urusan penilaian kinerja dan tindaklanjutnya udah rampung, rekrutmen lagi otw sama konsultan. makanya pas seminggu sebelumnya aku bisa nebeng mr.hubby ke jogja buat nengokin ibuku.

kondisi ibuku terlihat lemah banget karena selain usia sudah 81 juga masih recovery jatuh. ibuku udah berkali2 jatuh dan terakhir parah karena terduduk di lantai. setelah ke dokter bolak balik dan fisioterapi akhirnya bisa jalan tapi pelan banget. menghadapi ibuku ini betul2 perlu kesabaran karena sangat demanding dan down banget mentalnya, cenderung depresi karena ibu tipikal yang dominan banget dan instruksi terus, tapi jadi gak berdaya karena fisiknya sekarang, jadinya depressed hiks..

ibu tinggal di rumah di sebelah kakakku yang cowo, ada pintu penghubung di taman belakang. ibuku gak mau tinggal bareng kita karena gak leluasa, maklum biasa jadi komandan di rumah. karena anak2nya semuanya kerja dan ada yang di luar jogja, maka kita hire pramurukti buat jagain ibu. semoga ibuku cepet sehat dan beraktivitas lagi, aamiin..

setelah 3 hari di jogja akupun balik ke jakarta. lanjut lagi urusan kerjaan yang ruwet, offering yang belum beres dan proposal skripsi anak yang musti dikejar2. alhamdulillah proposal skripsi kelar dan betul2 last minute akhirnya bisa submit pendaftaran. leganya banget2.

semoga saja semua pelan2 terurai pemecahannya. memang harus sabar, terus diupayakan dan berdoa..





Sunday, 23 May 2021

kenapa sih harus nikah muda?

baca2 berita tentang salah satu seleb, dulu heboh nikah muda di usia 17 tahun dengan bangganya lalu sekarang cerai setelah 5 tahun..

hmm 17 tahun nikah? umur 17th aku masih awal kuliah tuh (aku umur 5,5 tahun udah esde), lagi semangat2nya kuliah sambil ikut berbagai kepanitiaan kampus, ikut marching band, nyambi2 nyari duit dengan ngajar bimbel dan bikin terjemahan, dan tak lupa pacaran dengan mantan hehe..

dan ketika umur 21 lulus kuliah dari UGM sebelum wisuda aku udah keterima jadi management trainee di bank swasta ternama. aku hijrah dari jogja ke jakarta.

barulah abis itu pacaran beberapa kali sampe ketemu mr.hubby di usia 23 tahun trus umur 24 beneran nikah pas di ultahku, mr.hubby umurnya 28 tahun.

jadi aku dan mr.hubby tuh nikah memang dalam kondisi secara mental siap. salah satunya karena aku sendirian kerja di jakarta dan diminta cepat nikah karena Bapak meninggal waktu naik haji. untungnya mr hubby sudah sempat bertemu beliau sehingga aku lebih tenang.

jangan dikira kita siap secara finansial ya, karena awal2 bekerja maka gajiku beneran pas2an, lalu mr hubby bukan orang kaya dan dia malah harus keluar dari kerjaan waktu nikah. 

jadi karena aku dan mr hubby kerja satu kantor maka salah satu harus keluar dan mr hubby yang memutuskan keluar karena dia lebih mudah dapat kerjaan mengingat lulusan FEUI dan aku karena perempuan udah pasti bakal hamil dll jadi harus secure dulu pekerjaanku karena bakal susah kalo nyari lagi.

nah mr hubby resign tapi ternyata di kantor barunya yang multinational itu gak betah karena bossnya orang India. alhasil dia keluar sedangkan pernikahan sudah di depan mata. dia juga bukan anak orang kaya, malah keluarganya secara ekonomi jauh di bawah keluargaku, tapi educated.

tapi aku memang bukan perempuan matre. buatku yang penting mr hubby dari sisi intelegensi dan pendidikannya bagus, tanggung jawab dan serius bekerja, trus dia pernah kerja di kantor akuntan dan bank, insya Allah pekerjaan bisa didapat dengan modal itu, nanti rejeki akan menyesuaikan sendiri dengan hasil kerja.

setelah tunangan sebelum nikah itu aku nekat nyewa rumah kontrakan dekat kantorku di bintaro supaya abis nikah langsung ditempati. bisa dibilang mostly biaya memang aku yang keluar karena aku juga punya tabungan dari ortu.

waktu itu kita juga berpikir 2 tahun lagi aku berhak dapat pinjaman rumah bunga rendah dari kantorku sehingga bisa KPR, sekarang sewa rumah dulu 2 tahun. lalu setahun lagi bisa dapat pinjaman mobil dari kantorku. 

abis nikah itu mr.hubby mungkin ada 3-4 bulan belum dapat kerjaan, jadi hanya mengandalkan gajiku buat rumah tangga. abis nikah sebulanan aku juga langsung hamil. 

agak ngeri juga karena mr hubby belum dapat kerja, rumah masih sewa, aku hamil dan bank tempat kerjaku juga kena krismon tapi alhamdulillah masih terselamatkan bank tempat kerjaku itu. tapi aku yakin, di pikiranku cuma terlintas hal2 rasional bahwa kita berdua masih muda, punya kapasitas berpikir dan pendidikan yang baik, insya Allah survive dengan segala upaya.

ternyata Allah memang baik. sebelum sampai setahun waktu aku lagi hamil beberapa bulan datanglah rejeki anak. misua dapat kerjaan walopun jauh lokasinya, lalu aku bisa ambil pinjaman mobil Espass. 

lalu nggak berapa lama di kehamilan sekitar 7 bulan itu aku dapat rejeki pembagian waris dari alm Bapakku sehingga bisa kubelikan rumah kecil di Bintaro sektor 9. alhasil sewa rumah nggak sampai selesai. Alhamdulillah.. 

dan life is going on.. anak kedua lahir. kita pindah rumah beberapa kali, kita juga pindah kerja beberapa kali dan kita berdua tetap bekerja saling membantu satu sama lain sampai sekarang. 

dan sekarang menjelang 23 tahun pernikahan aja gak terasa. fikri kuliah semester 6 kedokteran atmajaya dan selma kuliah semester 2 arsitektur UI. 

apakah berantem? ya sering seperti pasangan lain.

kadang aku mereview perjalanan pernikahan kita. bahwa memang lebih menguatkan jika semuanya diupayakan berdua, khususnya finansial.

aku gak membayangkan jika dari awal dapat suami kaya raya lantas aku dianggap apa, pasti harus sangat mengalah dan diungkit2 sepanjang waktu tentang seberapa besar yang telah dikeluarkan dari pihak laki2.

mungkin jika dari awal laki2 sudah mapan dengan karir dan banyak uang, dia bakal kepikiran aneh2, gampang tergoda dan gak akan berpikir panjang mengeluarkan uang untuk kesenangan2 laki2 atau terbujuk pihak2 lain. ya walopun gak semua laki2 gitu ya.

beda cerita dengan kita yang dari awal secara finansial harus kerja keras berdua, nabung2, beli ini itu harus effort, anak2 perlu biaya studi yang banyak, harus nabung banyak untuk masa tua juga.

lalu sebagai istri juga harus mengimbangi suami dengan wawasan dan penampakan yang baik. karena aku kerja, biasa mimpin rapat dan punya anak buah banyak, aku bisa menghandle mr hubby karena karakter dia yang kadang emosian ke orang dan kadang2 suka menyepelekan orang. lalu mengenai penampilan maksudnya cukup bisa menyesuaikan diri, jangan malu2in kalo lagi mendampingi atau jalan bareng. gak perlu menor karena memang gak bisa dandan, tapi setidaknya bentuk badan terjaga, bersih dan rapih.

kembali ke nikah dini yang berujung cerai lantas gimana?

menurutku sih usia 17 masih jauh banget. lebih baik nikah daripada zina? ini aku gak setuju banget. emangnya dalam hidup anak 17 tahun yang dipikirin cuma ML? kalo cuma itu fixed kalian emang otaknya cetek pikirannya cuma mesum karena gada kerjaan dan gak punya cita2 ke depan. masih banyak hal yang harus dilakukan selain mikirin ML di usia 17. 

harusnya usia 17 itu belajar sungguh2, nugas kuliah, aktif di kegiatan kemahasiswaan, ikut aneka ekskul di kampus, nyari sampingan proyek, merintis bisnis, nyicil skripsi, bantuin kerjaan ortu di rumah, bantuin adik belajar, cari cara biar cepet lulus dan segudang kegiatan lainnya. kalau masih kepikiran ML juga, banyakin puasa senin kamis or puasa daud. nikah itu yang dilakuin gak cuma ML gaes, tanggung jawabnya banyak, seumur hidup sampai maut memisahkan. bahkan kalo udah nikah ML itu bagi sebagian ibu2 malah jadi beban.

jadi ya gitu deh. puas2in masa remaja dan selesaikan pendidikan dulu. masa muda gak akan terulang lagi. begitu udah puas dengan masa muda yang penuh dengan berbagai pengalaman dan pembelajaran, saat menikah kita sudah siap untuk fokus ke babak baru dalam hidup, karena di dalamnya ada pasangan dan anak2 yang harus diurus. karena menikah adalah ibadah terpanjang dalam hidup..




Tuesday, 11 May 2021

berjalan ke next step..

Menulis lagi setelah sekian lama dan masih tetap pandemi entah sampai kapan.

Pekerjaan kantor masih rumit dan dikejar penyelesaian seperti biasanya. Tapi pelan2 selesai satu per satu. Penilaian kinerja akhirnya selesai, insentif rampung, urusan2 kenaikan pegawai juga beres. Bulan maret kemarin perjuangan buat ngurusin vaksinasi, kesana kemari akhirnya bisa menyelenggarakan vaksinasi buat seluruh pegawai di kantor, termasuk anak2ku bisa kuikutsertakan juga.

Alhamdulillah ada sedikit rejeki untuk pelunasan sebagian kecil KPR, biarpun begitu perjalanan KPR masih panjang. Rumah lama yang kuharapkan bisa dijual cepat ternyata sulit banget penjualannya, jadi sabar2 aja padahal rencananya untuk melunasi KPR yang sekarang.

Nggak terasa udah 11 tahun lebih kerja disini. Bisa dibilang tiap tahun pengen cabut karena pusing dengan segala kerumitan birokrasi dan kekakuan proses kerja, puncaknya tahun lalu ketika dengan terang2an pimpinan tertinggi sengaja merekrut orang buat pesaing aku. Dan orangnya betul2 annoying dan selalu menyerangku di berbagai forum. Sedangkan waktu itu aku juga betul2 nggak cocok dengan atasanku yang lama. 

Belum lagi ketambahan ganti pimpinan eksekutif yang serba gak paham, lalu ganti big boss, dan ketambahan pandemi yang gak kelar2 sedangkan aku dan tim harus ngurusin prokes dan penanganan covid di kantor. Jadi bisa dibilang sepanjang tahun lalu tekanan lahir batinku betul2 luar biasa. Entah kenapa aku bisa bertahan dengan waras, khususnya menghadapi betapa prohire yang direkrut sebagai pesaingku itu sedemikian mengganggu dan menyerangku di berbagai forum, yang membuat orang2 menganggapku gak kompeten, lalu pimpinan eksekutif yang rapat2nya selalu bersambung dan sampai tengah malam, serta urusan penanganan covid di kantor.

Sejak akhir tahun sebetulnya ada pergantian pimpinan, alhamdulillah atasanku diganti. Atasanku yang sekarang ini biarpun sering negative thinking, terlalu kaku dan cenderung berpihak ke orang2 tertentu serta menunjukkan ketidaksukaan pada sejumlah orang yang berakibat pada banyak hal, tapi setidaknya dia percaya ke aku untuk penyelesaian pekerjaan, nggak ribet ngejar2 urusan printilan kalimat per kalimat, huruf per huruf kayak atasan lama yang background-nya hukum itu.

Biarpun atasan relatif enak, tapi gantian pimpinan eksekutif yang memusingkanku karena gak percayaan, kuatir ambil risiko dan nggak efektif dalam bekerja. Rapat yang terus-menerus tanpa keputusan, sekian putaran rapat, kembali lagi ke awal dan seterusnya, hanya karena gak percaya dan takut dengan risiko. Betul2 melelahkan karena 24 jam full kerja akhirnya dengan aneka rapat itu, belum lagi urusan operasional unit kerja.

Apalagi dengan tambahan aneka amanat di lembaga tempatku bekerja ini, nambah terus yang mengakibatkan pengaruh ke urusan kebutuhan orang dan pengelolaan sdm-nya. Akibatnya pekerjaan gak beres2, berasa kurang orang terus, baru dibenahi dikit udah berantakan lagi perlu perluasan, segala macam peraturan perlu diperbaiki. Mending kalo perbaikannya simpel, ini birokrasinya luar biasa, berbelit-belit, berjenjang2, sekian putaran pembahasan balik lagi ke awal, kajian ini itu, persetujuannya panjang bener dan belum tentu disetujui, dan ujung2nya dihadang audit jika udah diterapkan. Berulang terus gitu sampai upin dan ipin numbuh rambut.

Lalu ada 1 anggota dewan pimpinan yang amit2 trouble maker sepanjang waktu, kasar banget dan nyelekit dan gak tobat-tobat walaupun sudah 2x kena teguran Yang Di Atas lewat pemasangan sekian banyak ring jantung, lalu awal tahun ini kena covid yang parah sampai harus transfusi plasma.

Aku jadi inget pengalaman berharga kemarin selama ngurusin covid orang sekantor. Siang malam dibombardir penanganan covid, banyak banget pegawai dan keluarganya yang kena, belum lagi pimpinan2. Betul2 24 jam karena hasil swab kebanyakan keluar di atas tengah malam, belum lagi temen2 harus cariin RS buat rawat inap which is itu luar biasa susahnya karena semua penuh dan untuk covid dibatasi, cariin tempat isolasi, sampai harus nyari donor plasma konvalesen. Lalu ngurusin vaksinasi sekantor yang sedemikian birokratisnya. Suatu pengalaman yang semoga tidak akan terulang lagi. Pandemi please berhentilah...

Sejak beberapa tahun lalu aku sudah bertekad ingin pindah kerja ke tempat lain dengan kondisi pensiun dipercepat di kantorku ini, supaya terhormat sebagai pensiunan dini. Sejak akhir tahun lalu sebetulnya aku sudah hunting kesana kemari, titip2 ke kenalan2ku, mantan atasan2ku, siapa saja pokoknya untuk tempatku pindah. Tapi namanya cari tempat baru itu memang susah banget, di masa biasa aja susah apalagi di saat pandemi.

Nah di awal bulan april kemarin temenku di kantor yang juga dulu pernah sekantor di tempat lama, kasih info kalau ada vacancy di salah satu bumn kecil, lalu refer untuk tanya ke mantan atasanku yang sekarang statusnya lagi diparkir karena alasan gak jelas. Aku lalu tanya beliau dan beliau info nomor telpon direkturnya, minta untuk kontak langsung.

Dengan tanpa harapan besar, akupun kontak beliau, lalu kirim cv, ternyata lanjut dipanggil interview bertahap. Pertamanya dengan corporate secretary, lalu dengan kadiv investment, lalu dengan beliau sendiri, lalu dengan CEO. Setelah itu lanjut asesmen psikologis, dan nanti tes kesehatan setelah lebaran.

Interview dengan calon atasanku yang kebetulan teman mantan atasanku, dan kenal dengan beberapa orang yang senior di kantor. Kelihatannya nyambung aja dan beliau kelihatannya baik. Lanjut interview dengan dirut, dimana kebetulan banget bahwa dirut ini eks banker di bank tempat kerjaku sebelumnya, jadi obrolannya nyambung. Beliau welcome dan info kalau perusahaan ini kecil saja. Yang lebih penting culture-nya kelihatannya pas. Aku sudah 25 tahun kerja dengan jenis perusahaan atau institusi yang lokal atau nasional, akan sulit jika harus masuk ke culture yang internasional atau perusahaan keluarga misalnya.

Terus terang untuk proses seleksi ini aku nggak nyangka prosesnya bakal secepat itu dan lancar. Interview beberapa tahap lolos, asesmen lolos, tes kesehatan lolos, lanjut offering. 

Sekarang ini aku lagi galau untuk next stepnya. Suasana kantor udah gak nyaman banget dan banyak ancaman. Aku juga berpikir untuk ke depan, karena posisiku juga sudah mentok, lalu aku sudah eligible ambil pensiun dipercepat, serta tawaran dengan kondisi seperti ini dengan lokasi dekat, jumlah karyawan sedikit dan tawaran ini nggak datang dua kali.

Bismillah.. it flow aja, jika memang rejeki dan jalannya maka akan dimudahkan. Semoga diberikan kelancaran dan kemudahan untuk langkah selanjutnya. Aamiin YRA..