Sunday, 30 June 2019

my random path of life

sejujurnya aku ngga pernah merencanakan cita2ku atau jalan hidupku secara jelas. terkadang aku sendiri nggak paham bagaimana aku yang seringnya ranking 1 di sekolah ini justru gak punya cita2 mau jadi apa. jurusan apa yang diambil, mau kerja dimana juga gada suatu tujuan yang spesifik.

tapi Allah memang maha baik. dan aku menjalani semuanya dengan mengalir saja. bekerja hampir 12 tahun di bank ternama yang dari awal aku juga gak cita2kan, pindah ke oil and gas industry, mengalami pergolakan batin karena posisiku yang di bank sebelumnya sudah cukup tinggi tiba2 menjadi nobody karena aku gak paham struktur di industri yang berbeda. rasanya nyesek tadinya aku punya tim, punya kewenangan, punya ruangan sendiri, tiba2 menjadi nobody karena nggak melakukan riset secara mendalam tentang struktur posisi dan kepangkatan di industri yang berbeda ini.

lalu aku pindah lagi ke sektor finansial, regulator yang membuatku terseok2 di awal karena birokrasinya, turut mengembangkan dan membangun sistem sampai cukup established, mengawali lagi dari posisi yang kuperjuangkan sendiri strukturnya bersama konsultan. aku merasa sesak juga karena susah payah aku perjuangkan struktur kepangkatan supaya posisi dan jabatanku setidaknya setara dengan posisi di bank tempatku dulu bekerja, walaupun tanpa kewenangan.

dan sampailah pada saat sebetulnya aku sudah lelah dan ikhlas karena aku tahu bahwa untuk menduduki jabatan di atasku sangatlah politis dan gak ada yang mensponsoriku karena aku bukan siapa2. aku cuma bekerja sebaik2nya. semua tugas dan tantangan aku kerjakan maksimal, intinya aku profesional saja, bekerja semaksimal mungkin karena dibayar.

aku tau posisi sebagai group head itu memang mustahil kecuali ada keajaiban karena aku bukan orang yang bisa berpolitik, maklum kantorku ada 2 kubu. di samping itu tingkat kepercayaan terhadap kandidat internal sangatlah rendah. alhasil 3x rekrut prohire untuk mengisi jabatan itu berakhir dengan kegagalan, tidak ada yang survive menjabat di situ.

aku sebetulnya juga sudah nggak ada hasrat untuk mengejar2 posisi di atasku tadi karena berbagai alasan tadi kendati semua orang tau akulah yang paling fit. ketambahan lagi 1 tahun lagi masa kerjaku dan usiaku sudah memungkinkan aku buat pensiun dipercepat. justru itu yang membuatku bersemangat menyusun rencana berhenti, tentunya aku bakal tetap bekerja di tempat lain tapi lebih santai. aku mulai menjalin kembali networking kenalan, mantan2 atasanku yang selama ini sangat welcome kalau aku pindah, karena mereka pernah ngajakin aku pindah tapi aku belum mau karena mempertimbangkan paket pensiun dipecepat.

dan sejujurnya doa2 yang kupanjatkan selama haji tahun 2018 lalu adalah aku pengen pensiun dipercepat lalu bisa bekerja yang bebannya ringan2 aja di tempat yang lebih nyaman, pengen jadi dosen juga, pengen balik ke rumah di bintaro yang selama ini kita sewakan.

tapi kita tidak bisa mendikte Tuhan. kenyataannya di bulan mei kemarin aku malah naik jadi group head biarpun masih berstatus pelaksana tugas. lalu rumah di bintaro diperpanjang sewanya dan malah kita saat ini lagi proses untuk deal rumah yang gedenya lebih lega daripada rumah sekarang yang imut ini, di dekat rumah kita ini.

dan berada di posisi ini juga seperti kena tulah atas tulisanku sendiri, waktu itu aku bilang perempuan bekerja rata2 merasakan glass ceiling, yaitu batas langit2 semu yang ia ciptakan sendiri karena dia perempuan, gak enak kalo menjadi "lebih" dari pasangan. dan ini kurasakan sendiri. bagaimana aku maju mundur dan it takes time buat mr.hubby untuk bisa menerima dan akhirnya mendukungku. cukup berat. bahkan sangat berat buatku karena selama ini aku ikhlas2 aja kalo aku hancur di pekerjaan asal jangan di urusan keluarga. aku juga selalu bilang aku siap resign kapanpun tapi mr hubby mendukungku tetap bekerja. alhamdulillah anak2ku udah gede2 juga, yang pertama kuliah di kedokteran & adiknya naik kelas 3 esema.

aku juga nggak tau apakah aku bisa survive dengan posisiku ini mengingat sebelumnya gada yang survive dan aku masih jadi pelaksana tugas alias belum definitif. yang jelas aku cukup terengah2 dengan ritme di posisiku ini karena rapat2 maraton setiap hari selain tugas2 dalam rangka pencapaian target unit kerja, di samping target2 yang pimpinan tertinggiku secara khusus meminta aku memenuhinya.

aku gak tau apa pertimbangan akhirnya big boss minta aku yang handle posisi itu. aku benar2 murni hanya bekerja semaksimal mungkin, apapun kukerjakan, gak ada lobi2an atau sponsor dari kubu2 bos2 di kantor karena aku bukan orang yang bisa berpolitik. aku juga bukan orang yang cerdas banget tapi setidaknya kukerjakan apapun tugas sebisaku.

dari sisi kepemimpinan aku juga bukan tipe leader yang galak, tapi lebih kepada mengelola & mendorong anggota unit kerja, memberi arahan, berdiskusi, memberi solusi jika tim ada kesulitan. intinya aku ingin menjadi pemimpin yang bisa menempatkan diri seperti apa aku ingin dipimpin. sebagai bawahan aku ingin diperlakukan seperti apa, itulah yang coba kuterapkan sebagai atasan. memimpin itu tidak melulu dengan cara kekerasan, karena kita tidak bekerja di pabrik. justru mungkin karena itu aku tidak cepat melejit karena terkesan tidak keras. tapi menurutku kita tidak bisa memaksa gaya kepemimpinan seseorang karena bisa membuat tertekan jika itu bukan watak alaminya.

lagipula aku juga gak ambisius seperti yang tadi kubilang, seperti doa2 yang kupanjatkan juga. dan kalaupun nanti aku nggak survive di posisiku, aku juga secara gentle akan mundur mumpung pas di usia dan masa kerja aku bisa pensiun dipercepat. pensiun terhormat dengan posisi terakhir sebagai group head.

selanjutnya aku pengen menjalani second career path, aku pengen mengajar, jadi dosen sembari jadi konsultan sesuai bidang kerjaku, pengen ambil S3 juga. jika itu yang disebut sebagai cita2, rasanya telat banget untuk dicita2kan, apalagi dicapai ya..

tapi apapun itu, begini rasanya punya cita2 di usia tak lagi muda.. biarkan mengalir saja apa adanya, yang penting tetap berusaha dan berdoa...




Wednesday, 27 February 2019

cerita jalan ke Sydney

Kita melanjutkan perjalanan dari Christchuch ke Sydney dengan Jetstar. Setelah mendarat, kita mengurus imigrasi. Imigrasinya lumayan antri, karena udah masuk musim liburan. Trus ada counter khusus buat yang mau long stay or mungkin nantinya permanent resident. Berhubung masih kepagian, kita sarapan mcdonald dulu di bandara setelah sebelumnya bebersih di toilet.

Sekitar jam 8 pagi kita keluar dari bandara dan naik taksi ke hotel CBD Sydney. Dan ternyata CBD itu daerahnya Chinatown gitu, berasa mangga dua or glodok deh, bener2 nggak berasa Australia hehe.. Belum bisa check in, akhirnya kita titip 2 koper kita di concierge dan lanjut jalan-jalan.

Pertamanya kita jalan ke Hydepark. Taman kota ini luaaass sekali, teduh dan nyaman banget buat jalan kaki. Keluar hyde park kita menyeberang dan melewati deretan gedung-gedung dan tiba di hyde park barracks museum.



Museum ini dulunya adalah bekas barak tentara dan narapidana, rumah sakit dan gedung pengadilan jaman dulu kala pada saat para narapidana dibawa dari Inggris ke Australia. Jadi rada-rada horror gitu sih, soalnya mengenang bagaimana para napi dengan berbagai masa tahanan karena berbagai kejahatan dibawa naik kapal berbulan-bulan dari belahan utara di inggirs ke belahan selatan dunia di Australia. Mereka dipekerjakan untuk membuka lahan, membangun kota dan pemukiman. Ada yang dijadikan tukang kayu, tukang besi, tukang bangunan, tukang sepatu dll.

Lalu untuk yang perempuan, tidak cuma dari tahanan tapi juga banyak yang dari rumah panti yatim di Irlandia yang dibawa  ke Australia. Mereka dijadikan tenaga di sektor perempuan, misal membuat baju, perawat, tukang laundry, tukang masak dll.

Di bangunan museum ini dulunya terdapat ruang-ruang besar yang berisi barak tidur. Untuk yang laki-laki tempat tidurnya berupa ayunan dari tali, untuk perempuan berupa dipan sempit berderet. Lalu ada ruang tempat perawatan kayak rumah sakit. Di ruang-ruang itu dijelaskan bagaimana dulu koloni inggris datang ke Australia, mendarat di Sydney ini.
Setelah para napi bebas dari waktu tahanan, mereka akan mendapatkan sertifikat kebebasan. Ada yang pulang ke inggris, tapi kebanyakan tetap tinggal di Australia dan turun temurun menjadi penduduk yang membangun Australia. Silsilahnya bisa dilihat jelas. Tadinya anak keturunannya agak kurang nyaman dengan statusnya sebagai keturunan tahanan. Tapi makin lama makin terbuka karena mereka memang turut membangun negeri itu.

Kelar dari museum, kita keluar dan jalan balik ke Hydepark. Cuaca super terik di bulan desember ini membuat aku dan anak2 ngos2an kepanasan. Kita duduk di taman sambil minum dan nunggu cuaca adem. Ini aja belum sempet check in ya, tapi udah meleleh aja rasanya. Trus ketemu mobil tukang es krim dan beli es krim buat melegakan tenggorokan.



Kita jalan kaki lagi menyusuri jalanan menuju penginapan kita, lalu mampir makan siang di tempat kebab di CBD. Pemiliknya kayaknya asli Turki dan ramah banget. Dia kasih kita baklava semacam dessert manis dari Turki dengan permintaan agar anak2 nulis hastag kedai mereka di instagram.
Udah hampir jam 3 dan kita balik ke hotel buat check ini. Hotelnya super sempit tapi yang penting kamar mandi di dalam dan lengkap toiletrisnya. Masi rada trauma dengan hostel di lake tekapo yang bener2 handukpun gak dikasih, sprei harus ganti sendiri, gak boleh makan minum di kamar dan kamar mandi bersamapun gada sabunnya.

Saking panasnya cuaca, capek semalem cuma tidur 4 jam dan jalan kaki berkilo2, abis check in dan bersih2 kitapun ketiduran. Jam 6 sore kita udah bangun dan jalan-jalan di sekitar penginapan. Gada yang menarik sih selain toko2 pakaian, sepatu dll. Berhubung nggak hasrat belanja akhirnya kita duduk2 aja di bangku trotoar. Kota Sydney di CBD ini ternyata kotor, mungkin karena daerah pendatang banyak wisatawan. Mostly isinya orang chinese.

Paginya kita udah niatin jalan seharian karena besok siang udah harus check out dan balik ke Jakarta. Hari ini tujuan kita adalah lokasi di seputar Sydney Opera House dan jembatannya yang terkenal itu. Tahun 2012 aku pernah berkunjung ke Sydney waktu jalan ke Melbourne, tapi datang subuh dan balik malem banget naik pesawat.


Pertamanya naik taksi dulu berempat karena lumayan jauh dari penginapan. Abis itu kita jalan kaki menyusuri jalanan yang di seberangnya terlihat Sydney harbour bridge dan Sydney Opera House. Berfoto ria di sepanjang latar belakangnya. Cuaca benar2 super panas. Wisatawannya ruame banget maklum musim panas, beda jaman dulu musim gugur pas kesana. Kita mampir ke toko souvenir buat beli beberapa oleh-oleh kecil.

Kita belum sempet sarapan tadi, jadi setelah hampir 2 jam jalan keliling2, kita beli semacam kebab trus nyari tempat duduk di pelataran belakang gedung-gedung. Enak banget sih duduk2 ngadem di kursi taman sambil makan kebab, dikelilingi burung-burung yang menunggui remah2 roti.


Abis itu kita jalan kaki lumayan jauhh menuju darling harbour.  Foto2 seperti biasa. Lanjut mampir ke Australia National Maritim Museum di dekatnya. Dengan cuaca yang super panas menyengat itu, masuk museum untuk ngadem, istirahat sekaligus anak2 bisa belajar adalah pilihan yang tepat.  Museumnya masih baru dan modern. Kita nonton pertunjukan 3D tentang dunia laut. Abis itu menjelajah dari lantai ke lantai. Museum ini banyak berisi cerita tentang dunia maritim di saat perang dunia II, kapal-kapal perang, kapal selam, kapal patrol dan kapal layar dagang. Oya kita juga membaca sejarah tentang pelayaran VOC dan pendudukannya di Indonesia di tahun 1600an.



Kelar dari museum cuaca masih juga panas, tapi kita harus lanjutin perjalanan. Aku udah keleyengan banget karena panasnya cuaca. Kita menyusuri jalan dari darling harbour menuju Paddy’s market. Ternyata nggak terlalu jauh sekitar 1km. Paddy’s market ini mirip pasar tradisional dalam bangunan gedung, jual baju  impor yang murah, sayur, buah, souvenir dll. Lokasinya ternyata deket dengan Chinatown dan deket penginapan kita. Berhubung cuaca sangat panas dan meleleh dan gada keinginan belanja, kitapun cuma sebentar dan lanjut jalan pulang ke penginapan.

Malamnya kita jalan kaki cari makan. Kali ini semuanya udah kangennn banget sama makanan Indonesia. Sebetulnya deket penginapan ada resto Indonesia tapi sayang banget antrinya nggak pernah sepi hiks. Tapi kebetulan tadi pas pulang dari paddy’s market kita liat ada tempat makan lain yang Indonesian food juga, jadi akhirnya kitapun mampir kesana.

Kelar makan, kita jalan-jalan lagi menikmati malam jam 8-9 yang masih terang benderang karena musim panas. Jalan lagi ke arah dermaga di darling harbour. Menyusuri jembatan, foto-foto, duduk2 menikmati angin di cuaca yang udah mulai adem. Ternyata musim panas di Sydney tuh panas banget, mencapai 37-38 derajat aja huaaa.. kita yang biasa tinggal di Jakarta aja udah kegerahan, apalagi bule ya. Terpaksa beli es krim buat mengusir hawa panas.

Besoknya kita check out, pesan taksi pagi2. Ternyata taksi kalo ke bandara tuh ada container gandengannya di belakang buat naruh bagasi. Alhamdulillah perjalanan balik ke Jakarta lancar. Istirahat sehari trus mulai kerja lagi. Semoga ada kesempatan lagi buat jalan2 lagi di tempat lainnya di kesempatan berikutnya.. 






Tuesday, 26 February 2019

cerita jalan ke New Zealand : Lake Tekapo dan Christchurch

Lake Tekapo
Besok paginya perjalanan dilanjutkan ke kota berikutnya, yaitu lake Tekapo. Lagi2 bongkar pasang koper, kita berangkat sekitar jam 9 pagi. Perjalanan ditempuh 2 jam lebih dengan mampir-mampir ke beberapa spot.

Di antara spot itu adalah distrik Waikaki, berupa semacam bukit tinggi menjulang yang kalo musim salju jadi ski resort.


Di Waitaki ini kita turun, trus naik ke perbukitan yang dipagari kayu, sejauh mata memandang adalah hamparan pasir, bukit dan jalan yang lengang. Jalan menuju atas bukit ditutup karena bukan musim dingin, dimana kalo musim dingin perbukitan ini akan jadi resort ski. Ini dia pemandangannya.



Kita melanjutkan lagi perjalanan. Kali ini melewati 2 danau besar yang bagus banget di perjalanan, yaitu danau Ohau dan danau Pukaki. NZ di pulau bagian selatan ini memang dipenuhi dengan danau-danau, dimana danaunya gede2 dan warnanya unik. Kalo tadi danau Wanaka warnanya biru kayak laut, maka danau2 berikutnya ini biru terang keperakan, susah gambarinnya, kita liatin warnanya aja yah dari poto.




Di danau Pukaki banyak tanaman ungu khas New Zealand, namanya bunga lupin *kok kayak tokoh di harry potter ya hehe.. kitapun poto2 di danau dan di hamparan bunga lupin itu.



Lake Tekapo ini ternyata jauuuh lebih gede dari lake Wanaka yang udah gede banget itu. saking gedenya udah kayak laut aja ini danau. Kali ini kita menginap di hostel namanya lakefront lodge backpacker. Memang letaknya persis di depan danau, walking distance gitu. Untung aja kita check ini jam 2an lewat, karena pas sore2 kita mau jalan keluar ternyata antrian buat check in udah panjang benerrr sampe keluar dari pintu masuk resepsionis. Jadi ngebatin juga berarti ini hostel rekomen banget.


Tapi hmm.. kita kurang rekomen hostel ini karena super sempit kamarnya, sampe mau buka koper aja penghuninya harus lompat dulu ke kasur masing2, trus akuarium banget karena seluruh bagian dinding keluarnya berupa kaca yang  langsung madep samping hotel yang berhadapan dengan restoran, jadi kalo mau ganti baju bener2 repot. Trus bener2  gak boleh makan atau minum di kamar. Selain itu kita musti pasang sprei sendiri (udah disediakan tinggal dipasang), trus kalo check out sprei harus dicopot dan ditaruh di keranjang di pantry.


Dan satu lagi, kamar mandinya sharing, bukan di dalam kamar. Sebetulnya gapapa sih sharing kita juga udah beberapa kali gitu, tapi masalahnya ga dikasih handuk, gada sabun cair sama sekali di showernya, dan airnya beberapa nggak keluar panas. pokoknya aku nggak rekomen penginapan ini.

Di danau Tekapo ini kita menikmati sore dengan bermain2 di tepi danau yang sepi dan indah, berfoto2. Ini dia sejumlah fotonya. Oya kita juga mampir cari oleh-oleh sekedarnya. For info kalo di NZ itu khasnya adalah diary products kayak coklat dan susu, manuka honey beserta produk2 turunannya, blackmores. Sebetulnya ngiler banget liat produk skincare yang mengadung manuka honey, apa daya lumayan harganya akhirnya gak jadi beli hehe..


Oya kita di Lake Tekapo ini pas banget malam Natal. Tadinya kita berpikir bakal rame gitu, tapi ternyata sepi aja, malah pikir2 lebih rame di Indonesia deh. tapi mungkin pengaruh dari kota yang kecil dan jumlah penduduk juga ya, kekurangan penduduk gitu gak kayak Jakarta yang hiruk pikuk hehe..

Malemnya kita menikmati sepi2 di ruang bersama hostel sambil masak mie cup, ayam kari dan nasi instant nemu di minimarket.

Christchurch
Paginya kita siap2 ke Christchurch, kota terakhir sebelum ke Sydney dimana perjalanannya perlu sekitar 3 jam. Setelah packing yang susah banget karena kamarnya super sempit musti akrobat, kita makan roti2an seadanya trus langsung check out setelah naruh sprei kotor dan kunci2.

Kita melewati landscape lagi, melewati beberapa kota kecil sebelum sampai di Christchurch. Salah satunya adalah kota Ashburton. Barulah di Chistchurch ini kita nemu penginapan yang layak dan nyaman banget, tapi justru disitulah kita paling sebentar tinggal karena jam 3 pagi besok udah harus berangkat ke bandara hiks..

Nama penginapannya adalah Admiral Motel. Bentuknya kayak paviliun2 kecil gitu dikelilingi taman. Paviliun kita lega banget, kamarnya gede isi 3 tempat tidur, trus ruang duduk dengan tambahan 1 bed di pojokan, ada dapurnya gede lengkap dengan meja setrika dll, toiletnya terpisah antara shower dan toilet. Pokoknya baru bisa selonjoran dan istirahat nyaman setelah disini.
Berhubung kita tiba pas di siang Natal, pemiliknya email ke aku kalo silakan masuk aja di paviliun no 9 diujung dan pintunya gak dikunci. Nanti pemiliknya malem jam 7 malem baru ada, jadi nanti bisa ketemuan setelah jam 7 malem.  Hmm.. efektif juga ya.

Setelah naruh barang2 dan istirahat, kita mulai explore Christchurch ini. Kotanya kecil, rapih dan bersih. kita jalan ke Bridge of Remembering.




Abis dari situ kita menyusuri jalan ke Worcester boulevard, ke taman kota liat patungnya James Cook, patungnya Queen Victoria, James Firtzgerald dan Museum Canterburry.




Kita mengakhiri eksplorasi Christchurch di Christchurch Biology Museum. Ada semacam kebun raya besar di sana dengan tumbuh2an yang rindang dan bagus. Memasuki gerbang kebun raya itu, ada bangunan tua semacam kastil. Lalu ada sebuah pohon besar yang unik yang kita bisa foto di dalamnya.




Malamnya pendek banget karena jam 3 pagi kita udah harus bangun karena jam 4 pagi harus balikin mobil ke rental. Was2 banget rasanya karena hari itu tanggal 25 Desember dimana masih masuk Natal, kuatirnya bakalan tutup trus gimana nasib mobil sewaan di malam sebelum subuh tanggal 26 Desember itu. Udah gitu pas telpon ke kantor rental juga tutup. Tapi waktu pesen online udah disebutkan sih bisa dibalikin tanggal 26 jam 4 pagi. Kita sempet nanya ke pemilik motel dan dijelaskan kalo jangan kuatir, kalo apapun di NZ pasti bisa dipercaya, dimana kalo udah confirm via online bahwa tanggal 26 jam 4 pagi bisa dibalikin ya pasti akan sesuai.

Malemnya tidur cuma sekitar 4 jam. Jam 3 pagi udah bangun, beres2, kunci motel ditinggal di gantungan. Ternyata mobil dibalikinnya di semacam areal parkir yang dikelola oleh perusahaan penerima pengembalian rental2, jadi nggak cuma dari rental kita aja yang balikin.



Trus setelah balikin mobil, kita nunggu bentar karena ada semacam minivan yang nanti akan bawa kita bersama penyewa yang lain buat ke bandara Christchurch.
Hari itu kembali kita naik jetstar dengan waktu sekitar 2.5-3 jam. Cuaca cerah dan penerbangannya mulus banget. Kita mendarat di Sydney sekitar jam 7 pagi. Mari kita lanjutkan perjalanan kita di Sydney untuk hari berikutnya...


cerita jalan ke New Zealand : Queenstown ke Lake Wanaka


Besoknya tujuan perjalanan adalah ke Lake Wanaka. Abis sarapan roti2an, selma beberes bekas sarapan, aku beberes packing 2 koper besar kita seperti biasa, sedangkan mr.hubby dan fikri ke tempat rental mobil buat ambil mobil sewaan corolla. Sekitar jam 9 pagi kita check out naruh kunci di resepsionis trus jalan keluar menyeret 2 koper ke public parking dimana mr.hubby dan fikri naruh parkir mobil kita.


Jadi sebelum berangkat ke New Zealand ini kita udah pesan mobil via online di apex car rental. Biayanya lumayan termasuk asuransinya, tapi worth it mengingat transport di NZ ini antar kotanya agak susah nggak kayak eropa yang banyak kereta dan bus-nya, jadi memang harus sewa mobil atau campervan. Pada saat booking itu kita udah masukkan nomor kartu kredit kita sebagai jaminan, tapi nanti pembayarannya di ujung kalo udah kelar seluruh sewa termasuk dicek pada saat pengembalian mobilnya. Mobil kita sewa di queenstown dan nanti dikembalikan di Christchurch beberapa hari kemudian, suatu hal yang sudah biasa di NZ.

Pertimbangan kita pake sewa mobil dan bukan campervan adalah karena kita pengen kepastian penginapan, maklum berempat bisa sangat umpel2an di campervan, harus nyari parkir khusus untuk campervan, ditambah kewajiban2 untuk mengisi air, mengosongkan tanki kotoran toilet campervan dll rasanya malesin banget, belum lagi nanti kalo ada apa2 misal genset rusak dll di campervan malah repot.

Perjalanan kita dari queenstown berlanjut ke lake Wanaka, ditempuh dalam waktu 2 jam lebih karena mampir ke beberapa pemberhentian. jalanan super sepi, pemandangannya cantik dan pokoknya menikmati pemandangan banget, maklum biasa tinggal di kota Jakarta yang sumpek. Kita berhenti di setiap spot yang dirasa indah dan bagus buat poto2. Tapi berhubung kita nggak berbakat motret dan yang dipotret juga orangnya gada yang fotogenik, maka harap maklum hasilnya kurang sip haha..
 
 



 
Kita tiba di penginapan yang pertama di mt.aspiring hostel. Tapi berhubung belum saatnya check in jam 2, maka kita jalan2 dulu, ke danau Wanaka tentunya. Danaunya guede banget, baguss warnanya biru kayak laut, dan sepi tentunya. Kita duduk2 istirahat di bangku, trus pindah ke pasir, sambil memperhatikan sejumlah orang jalan2 membawa anjingnya di tepi danau, ada juga yang duduk bawa kursi buat berjemur santai, ada juga yang berenang. Di beberapa titik tepi danau ada tempat buat pengunjung bermain watersport seperti kayaking. Udara mulai anget sih, tapi angin masih tetep dingin berhembus di musim panas ala NZ ini.
 

 


Kita lalu jalan kaki menyusuri tepi danau, lanjut ke jalanan tempat pertokoan, mampir buat makan siang. Berhubung udah lama banget nggak makan nasi, maka kali ini kita makan di tempat kebab pake nasi. Rada mahal tapi gapapalah secara udah kangen banget nasi. Abis makan kita jalan kaki lagi ke supermarket kecil, cari mie instan dan roti2an buat makan malam dan sarapan.
 Pukul 2 lewat dan saatnya untuk check in ke penginapan. Alhamdulillah kali ini penginapannya cukup baik, terdiri dari ruang tidur isi 2 bunkbed tingkat, kamar mandi dan ruang buat duduk2 yang ada pantrynya. Kitapun masuk, bongkar koper, beres2, sempet nyuci sebentar dan istirahat.



Sorenya kita jalan2 di sepanjang danau lagi dan menikmati pemandangan, jalan kaki menyusur kota di tepi lake Wanaka ini. Kotanya kecil dan tenang dengan pemandangan yang bagus. Berhubung musim panas maka matahari masih terang sampe jam 9 malem.  Di penginapan kita itu tersedia pula campervan park yang kayanya harus bayar. Jadi ada beberapa campervan yang parkir disitu, tersedia toilet bersama buat penyewa campervan park disitu.

Menjelang jam 9 malem kita udah jalan balik ke penginapan, trus mempersiapkan makan malam berupa mie instant, roti2an (ga nyambung) dan teh tawar panas haha..
 
 
 

Monday, 25 February 2019

cerita jalan ke New Zealand : Queenstown ke Milford Sound


Hari ini kita mau ke Milford Sound pake trip juicycruise yang dibeli secara online.. Pagi hari kita bangun pagi2 banget, mandi dan sarapan roti di kamar. Abis itu jam 7 kurang kita udah standby di semacam halte tempat nunggu bus jucycruise. Barengan rombongan penumpang lainnya dari berbagai negara yang sudah membooking bus secara online, kitapun berangkat naik bus sekitar pukul 7.15.


Kita sebetulnya selama di New Zealand sewa mobil di rental mulai besok. Tapi khusus ke Milford Sound ini kita ambil paket one day trip di jucycruice aja karena lumayan jauh dan musti naik kapal juga, jadi biar satu paket trip aja. Biayanya kalo dihitung2 worth it aja karena sehari itu kita nggak perlu sewa mobil, beli bensin, beli makan siang dan tiket kapal.

Perjalanan lumayan jauh, diselingi dengan berhenti istirahat di beberapa pemberhentian untuk ambil foto pemandangan dan ke toilet, diantaranya di Te Anau, yaitu kota terakhir sebelum Milford Sound. Ini dia beberapa spot foto di sepanjang perjalanan menuju Milford Sound.
 
 
 

Pemandangan sepanjang perjalanan itu cakep bangettt, jalanannya juga super mulus.  Aku paling suka pemandangan alam, hutan, bukit, sungai, danau, lembah, rasanya menyegarkan dan menenangkan banget. Sampai di Milford Sound kita turun trus naik ke kapal yang akan membawa kita berkeliling Milford Sound sekitar 1.5 jam.

Yang belum tau Milford Sound itu apa, baiklah kita kasih gambaran seperti ini…
 
 
 
 
 
Miflord Sound adalah semacam teluk yang berasal dari lelehan gletser atau glacier, yaitu tumpukan es yang sangat tebal dan berat yang berada di Fiordland National Park di New Zealand yang terkenal dengan atraksi alam yang sangat indah yang merupakan kombinasi dari gunung-gunung, tebing-tebing, air terjun dan kehidupan laut. Milford Sound membentang sepanjang 15km ke pedalaman dari Laut Tasman dan dikelilingi oleh batu-batuan setinggi 1.200 meter. Kalo di negara2 skandinavia teluk seperti ini dinamakan sebagai Fjord.


Kita naik kapal yang akan membawa penumpangnya menyusuri teluk/fjord selama 1 jam lebih. Karena kita ambil one day trip, maka di kapal dapat jatah lunch berupa semacam roti gandum gulung isi sayuran dan daging, serta minum ice tea. Kelar makan, kita langsung naik ke geladak kapal untuk melihat pemandangan Milford Sound. Subhanallah.. indah banget membentang. Angin menderu-deru berhembus kencang bersamaan dengan cipratan air yang tersiram dari tebing-tebing. Brr..dingin dan berangin..


Anginnya bener2 super kenceng, dingiiinn dan basah banget guyuran air dari tebing2, sampe dengan kita mencapai air terjun semakin deras tapi asyik bangett.. kita duduk2 menikmati pemandangan sembari melindungi diri dari dinginnya udara dan hembusan angina kencang dan guyuran air, foto2 dengan susah payah dan sampai menjelang akhir perjalanan barulah angin dan air mereda.


Huahh kalo saja nggak dibatas waktunya, ingin banget rasanya berlama2 stay hiks.. apa daya bus jucycruise sudah menunggu dan kita harus segera kembali karena sudah jam 3 sore.

Perjalanan kembali ke Queenstown lebih singkat karena cuma mampir sekali untuk memberi kesempatan penumpang urusan toilet. Karena kecapekan, mostly kegiatan selama perjalanan pulang 4 jam itu isinya adalah merem hehe.. bus mendarat persis di depan hostel kita dengan selamat sekitar jam 7 malam.

Malam itu setelah mandi2, kita keluar buat ke supermarket cari roti2an buat makan malam, trus ngecek tempat persewaan mobil karena besok pagi kita harus ambil mobil rental, keluar masuk toko souvenir buat nyari oleh2. Sebetulnya aku bukan orang yang suka belanja, tapi berhubung di Indonesia ini kalo ada yang traveling maka akan ditagih oleh2, maka terpaksa kitapun beli sekedar coklat buat temen2 kantor, teh dan madu khas NZ buat mertua, syal buat ibuku, dan hiasan kecil buat pajangan koleksiku.

Hawa masih super dingin sambil galau apa iya kit amusti beli jaket lagi secara kita masih 4 hari lagi di NZ. Kalo cuaca gini terus bisa2 gak ganti2 baju, bias bau tujuh rupa dan fotonya itu lagi itu lagi haha.. tapi setelah browsing2 kayaknya di kota lain udah lebih anget, nggak separah Queenstown, akhirnya gajadi beli deh hehe.. *pelit*