hari keempat di pulau flores. kita melanjutkan perjalanan ke ende.
jadi di pulau flores itu berderet kota-kota mulai dari labuan bajo di bagian barat, lalu ruteng di tengah, ende di selatan, maumere di utara dan paling ujung timur di larantuka.
kita naik pesawat ATR lagi sekitar jam 9.30. cuaca baik dan cerah. perjalanan udara yang tadinya 45 menit ternyata cukup 35 menit saja. bandara ende itu mungil banget tapi lumayan. kita dijemput mobilnya bang julio. langsung lanjut ke rumah pengasingan bung karno di kota ende. jadi bung karno diasingkan di pulau ende ini, naik kapal bersama keluarganya, termasuk bu inggit istrinya.
kota ende ini panasnya luaaarrr biasa. kulit langsung gosong dengan sukses, dimana sebelumnya kita main di laut dari pulau ke pulau juga gosong. orang2 ende berambut kriting berkulit hitam kayak bang julio ini. kelihatannya sangar tapi baik dan murah senyum. oiya di ende ini cukup banyak yang muslim di samping mayoritas kristen, makanya nama bandaranya juga h. aroeboesman. keduanya hidup berdampingan dengan damai.
rumah pengasingan bung karno sederhana aja tapi terawat, halamannya cukup luas. ada tempat tidur bung karno, trus ada ruangan tertutup di belakang buat sembahyang atau semedi. konon kata petugas penjaganya, kalo malem jumat suka ada bunyi2 orang di dalam ruang tertutup tersebut. kebayang gimana bung karno jaman dulu, naik kapal diasingkan. betapa jaman penjajahan dulu kontak bisa terhubung di antara pulau senusantara, padahal belum ada teknologi kayak sekarang. koordinasinya gimana tuh ya antar pulau, trus bisa berjuang sampai merdeka hiksss...
kita lanjut ke taman renungan bung karno. yang ini kurang terawat. semacam taman dikelilingi tembok, menghadap ke laut tapi kurang terawat. konon bung karno sering merenung di situ, menghadap ke laut sambil memikirkan kemerdekaan, termasuk menemukan ide tentang pancasila. ada tulisannya begini:
"di kota ini kutemukan lima butir mutiara,
di bawah pohon sukun ini pula kurenungkan nilai-nilai luhur Pancasila"
terharu rasanya. sedemikian perjuangan para pahlawan kita untuk memerdekakan negeri, sementara sekarang ini rakyat negeri ini berantem satu sama lain hanya gara2 pilpres dan pilkada, membawa2 agama. sediiihhh... memang harus jalan2 keliling indonesia untuk melihat kemajemukan negeri ini, bahwa negeri ini diperjuangkan tidak hanya oleh segelintir kaum. dan aku baru menyadari dari sekian banyak perjalananku dari satu tempat ke tempat lain, bahwa bagian terindah dari negeri ini justru ada di indonesia timur...
setelah dari taman renungan itu kita mampir ke pasar buat beli kain tenun. hitung2 memberdayakan perekonomian lokal. kainnya bagus2 banget, tapi mahal dan memang worth it mengingat effort membuatnya juga sangat perlu dihargai. tapi berhubung aku bukan orang kaya, maka cukup beli sehelai pashmina bermotif ende seharga 350ribu, yang penting udah beli hehe.. kemarin pas di labuan bajo juga udah beli selembar dengan motif khas daerah sana. lumayan buat besok di kelimutu foto2 sekaligus pengusir dingin.
setelah itu kita lanjut makan siang dan bablas naik ke daerah moni, sekitar 2 jam dari ende. moni adalah kota terdekat di bawah kelimutu. tiba2 hujan deras banget di perjalanan, membuat aku jadi was2 gimana besok ya kalo hujan deres gini, jangan2 nggak bisa lihat danau kelimutu.
akhirnya setelah jalan berkelok2 selama 2 jam, tibalah kita di desa moni. desa ini kecil aj di kaki kelimutu. kita menginap di christin lodge, semacam homestay sederhana di sana. pas hujan udah mulai reda, kita sempatkan diri mampir ke air terjun moni, menuruni jalan setapak yang basah karena hujan. lumayan bagus, foto2 sebentar sebelum akhirnya hujan deras lagi dan kita lari-lari naik ke atas menuju jalan utama.
esoknya jam 4 pagi kita udah siap meluncur menuju kaki kelimutu. trekking ukuran sedang sekitar 1 jam menuju danau kelimutu. berhubung sudah terbiasa trekking, dan menurutku masih paling berat di gunung ijen, maka trekking ini lumayan santai walaupun pakai istirahat ambil napas juga. sekitar jam 5.30 matahari mulai terbit dan terpampang danau kelimutu dengan 3 kawah berw arna muncul. yang dua berdempetan, 1 lagi danaunya jauh.
kita poto2 sepuasnya, menikmati keindahan danau. jadi danaunya ada yang berwarna biru, hijau dan coklat kehitaman. konon yang hitam itu untuk kekuatan yang jahat. lalu ada upacara adat yang diadakan rutin setiap tahun di danau kelimutu.
kelar dari danau, sekitar jam 8 kita turun dan kembali ke desa moni. mandi2, sarapan seadanya trus packing. lalu jam 10an kita lanjut jalan ke desa wologai buat lihat rumah-rumah adat wologai.
rumah2 adat ini kosong dan hanya dipake kalo ada upacara adat. lalu kita lanjut ke pemandian air panas datusoko. setelah itu kita turun ke kota ende.
sampe di ende sekitar jam 12 siang, makan siang dulu di rumah makan khas ende. makanannya ada nasi jagung, nasi kacang, sayur2an, ikan2an. enak juga ternyata nasi kacang, jadi semacam nasi yang dimasak sama kacang merah gitu. rasanya gurih.
kita duduk-duduk sambil nunggu jam 1 mengingat bandara ende baru dibuka pintu masuknya jam 1 siang. unik sih, jadi inget waktu dulu kerja di oil company, sempet tugas di daerah badak kaltim, bandaranya juga dikunci, dibuka pas mau ada penerbangan hehe..
pesawat ATR-nya tepat waktu banget. terbang sekitar 35 menit dari ende ke labuan bajo. abis itu nunggu di dalam pesawat trus terbang lagi 1 jam 30 menit ke denpasar. trus turun, ganti pesawat ke jogja sekitar 1 jam 10 menit. turun di jogja nginep 2 malam sekalian nengokin ibuku.
alhamdulillah perjalanan semuanya lancar. cuaca bagus dari awal sampai akhir perjalanan, padahal ini bulan desember lagi hujan2nya. mari kita siapkan tahun 2017 dengan kembali bekerja dan nanti bisa jalan2 lagi...
jadi di pulau flores itu berderet kota-kota mulai dari labuan bajo di bagian barat, lalu ruteng di tengah, ende di selatan, maumere di utara dan paling ujung timur di larantuka.
kita naik pesawat ATR lagi sekitar jam 9.30. cuaca baik dan cerah. perjalanan udara yang tadinya 45 menit ternyata cukup 35 menit saja. bandara ende itu mungil banget tapi lumayan. kita dijemput mobilnya bang julio. langsung lanjut ke rumah pengasingan bung karno di kota ende. jadi bung karno diasingkan di pulau ende ini, naik kapal bersama keluarganya, termasuk bu inggit istrinya.
kota ende ini panasnya luaaarrr biasa. kulit langsung gosong dengan sukses, dimana sebelumnya kita main di laut dari pulau ke pulau juga gosong. orang2 ende berambut kriting berkulit hitam kayak bang julio ini. kelihatannya sangar tapi baik dan murah senyum. oiya di ende ini cukup banyak yang muslim di samping mayoritas kristen, makanya nama bandaranya juga h. aroeboesman. keduanya hidup berdampingan dengan damai.
rumah pengasingan bung karno sederhana aja tapi terawat, halamannya cukup luas. ada tempat tidur bung karno, trus ada ruangan tertutup di belakang buat sembahyang atau semedi. konon kata petugas penjaganya, kalo malem jumat suka ada bunyi2 orang di dalam ruang tertutup tersebut. kebayang gimana bung karno jaman dulu, naik kapal diasingkan. betapa jaman penjajahan dulu kontak bisa terhubung di antara pulau senusantara, padahal belum ada teknologi kayak sekarang. koordinasinya gimana tuh ya antar pulau, trus bisa berjuang sampai merdeka hiksss...
kita lanjut ke taman renungan bung karno. yang ini kurang terawat. semacam taman dikelilingi tembok, menghadap ke laut tapi kurang terawat. konon bung karno sering merenung di situ, menghadap ke laut sambil memikirkan kemerdekaan, termasuk menemukan ide tentang pancasila. ada tulisannya begini:
"di kota ini kutemukan lima butir mutiara,
di bawah pohon sukun ini pula kurenungkan nilai-nilai luhur Pancasila"
terharu rasanya. sedemikian perjuangan para pahlawan kita untuk memerdekakan negeri, sementara sekarang ini rakyat negeri ini berantem satu sama lain hanya gara2 pilpres dan pilkada, membawa2 agama. sediiihhh... memang harus jalan2 keliling indonesia untuk melihat kemajemukan negeri ini, bahwa negeri ini diperjuangkan tidak hanya oleh segelintir kaum. dan aku baru menyadari dari sekian banyak perjalananku dari satu tempat ke tempat lain, bahwa bagian terindah dari negeri ini justru ada di indonesia timur...
setelah dari taman renungan itu kita mampir ke pasar buat beli kain tenun. hitung2 memberdayakan perekonomian lokal. kainnya bagus2 banget, tapi mahal dan memang worth it mengingat effort membuatnya juga sangat perlu dihargai. tapi berhubung aku bukan orang kaya, maka cukup beli sehelai pashmina bermotif ende seharga 350ribu, yang penting udah beli hehe.. kemarin pas di labuan bajo juga udah beli selembar dengan motif khas daerah sana. lumayan buat besok di kelimutu foto2 sekaligus pengusir dingin.
setelah itu kita lanjut makan siang dan bablas naik ke daerah moni, sekitar 2 jam dari ende. moni adalah kota terdekat di bawah kelimutu. tiba2 hujan deras banget di perjalanan, membuat aku jadi was2 gimana besok ya kalo hujan deres gini, jangan2 nggak bisa lihat danau kelimutu.
akhirnya setelah jalan berkelok2 selama 2 jam, tibalah kita di desa moni. desa ini kecil aj di kaki kelimutu. kita menginap di christin lodge, semacam homestay sederhana di sana. pas hujan udah mulai reda, kita sempatkan diri mampir ke air terjun moni, menuruni jalan setapak yang basah karena hujan. lumayan bagus, foto2 sebentar sebelum akhirnya hujan deras lagi dan kita lari-lari naik ke atas menuju jalan utama.
esoknya jam 4 pagi kita udah siap meluncur menuju kaki kelimutu. trekking ukuran sedang sekitar 1 jam menuju danau kelimutu. berhubung sudah terbiasa trekking, dan menurutku masih paling berat di gunung ijen, maka trekking ini lumayan santai walaupun pakai istirahat ambil napas juga. sekitar jam 5.30 matahari mulai terbit dan terpampang danau kelimutu dengan 3 kawah berw arna muncul. yang dua berdempetan, 1 lagi danaunya jauh.
kelar dari danau, sekitar jam 8 kita turun dan kembali ke desa moni. mandi2, sarapan seadanya trus packing. lalu jam 10an kita lanjut jalan ke desa wologai buat lihat rumah-rumah adat wologai.
rumah2 adat ini kosong dan hanya dipake kalo ada upacara adat. lalu kita lanjut ke pemandian air panas datusoko. setelah itu kita turun ke kota ende.
sampe di ende sekitar jam 12 siang, makan siang dulu di rumah makan khas ende. makanannya ada nasi jagung, nasi kacang, sayur2an, ikan2an. enak juga ternyata nasi kacang, jadi semacam nasi yang dimasak sama kacang merah gitu. rasanya gurih.
kita duduk-duduk sambil nunggu jam 1 mengingat bandara ende baru dibuka pintu masuknya jam 1 siang. unik sih, jadi inget waktu dulu kerja di oil company, sempet tugas di daerah badak kaltim, bandaranya juga dikunci, dibuka pas mau ada penerbangan hehe..
pesawat ATR-nya tepat waktu banget. terbang sekitar 35 menit dari ende ke labuan bajo. abis itu nunggu di dalam pesawat trus terbang lagi 1 jam 30 menit ke denpasar. trus turun, ganti pesawat ke jogja sekitar 1 jam 10 menit. turun di jogja nginep 2 malam sekalian nengokin ibuku.
alhamdulillah perjalanan semuanya lancar. cuaca bagus dari awal sampai akhir perjalanan, padahal ini bulan desember lagi hujan2nya. mari kita siapkan tahun 2017 dengan kembali bekerja dan nanti bisa jalan2 lagi...
No comments:
Post a Comment