Friday, 10 May 2013

haru biru tak menentu...

lagi di jogja.
haru biru tak menentu.
libur merah hari kamis dan aku pengen banget pulang ke jogja.
udah cukup lama nggak nengokin ibu. aku pergi sendiri saja, jumat cuti, sabtu balik. tapi ternyata aku bukan sepenuhnya menengok ibu..

selasa kemarin baru dengar kalo kakak sepupuku meninggal setelah operasi tumor otak. dnan pagi ini dikejutkan kembali, pakdeku meninggal, ayah dari sepupuku tadi. tapi memang pakde sudah sepuh, 77 tahun dan memang sudah pikun, sakit tua.

sebagai anak bungsu seperti yang sudah pernah kutulis sebelumnya, aku terbilang nggak dekat dengan keluarga besar, apalagi lebih dari 12 tahun aku bekerja di jakarta. keluargaku juga sering berpindah2 pulau mengikuti ayahku dinas. alhasil memang kita jadi nggak begitu dekat dengan keluarga besar.

aku selalu nyesek jika berkunjung ke desa kecil di pedalaman purworejo ini, tempat asal ibuku. keluarga paklikku kehidupannya yang naik turun sedemikian drastis, saat ini bulik kena stroke dan sudah nggak bisa apa2 lagi. anak2nya yang dulu dimanjakan dan nggak pernah dididik mandiri, sekarang nggak bisa membantu orangtuanya. paklikku dulu pebisnis sukses, dan sekarang runtuh tak tersisa. kami saudara2nya membantu semampunya mengingat hidup paklik sekarang hanya untuk mengurus bulik yang stroke dan nggak bisa ditinggal sedikitpun itu..

hidup memang naik turun.
kini baru terasa bagaimana hasil didikan orangtua terhadap masa depan anaknya, seperti yang kulihat pada anak2 paklik bulikku.

bersyukur setidaknya didikan keras bapak membuat kami berempat menjadi cukup kuat. kami semua pekerja keras, baik kakak laki2ku maupun kami bertiga yang perempuan. kakak2ku semuanya workaholic dan nggak pernah mengeluh, hanya aku saja si bungsu ini yang terkadang malu, sudah diberikan kemudahan bekerja tapi slalu saja banyak mengeluh T_T..

kadang aku lelah, tapi ibuku selalu mengingatkan. ibuku selalu berpesan bahwa semua anak2 perempuannya harus bekerja, supaya punya bargaining power terhadap pasangannya. karena ibuku sendiri merasakan betapa bapakku sama sekali tidak menganggap ibu, bahkan lebih mendengar pendapat anak2nya ketimbang ibuku..

aku tau semuanya benar, karena akupun merasakannya. dan entah kenapa barangkali seperti berpihak pada ibuku, sekarang semua anak2 perempuan ibuku adalah breadwinner, alias pencari nafkah utama keluarga...

kembali haru biru.
aku terbangun dari pikiranku.
semoga saja kelak masa tuaku tak seperti paklik bulik itu.
karena itu aku harus tetap rajin bekerja dan menabung untuk masa tuaku supaya tak menyusahkan anak2ku
dan semoga anak2ku tak seperti mereka yang terlalu dimanja dan jadi tak bisa apa2
dan semoga saja di masa tua kesehatan tak bermasalah, bisa tetap berkarya beribadah beramal dan membantu sesama...
dan jika tiba waktunya aku ingin bisa menghadap tanpa membuat susah siapapun dan telah memberikan bekal yang cukup buat anak2ku mandiri dan tentunya bekal amal ibadah buatku sendiri...

kembali haru biru.
di sudut rumah tua kami, aku kembali pada duniaku kini..



-jogja, 10 mei 2013-



No comments:

Post a Comment