mungkin ini yang terbaik.
ternyata sempat hamil sekitar 4-5 minggu, lalu dinyatakan PUL alias pregnancy of unknown location.
dari hasil tes darah kadar beta Hcg adalah 521 alias hamil (dinyatakan hamil kalau >5) dengan progesteron 18. tapi 2 hari kemudian test lagi Hcg turun drastis menjadi 230, progesterone 10.
dokternya mendiagnosa spontaneous abortion, complete or unspecified, without complication, pregnancy of unknown location.
dokter memastikan di usg tidak terlihat apapun, tapi tes darah positif hamil, jadi didiagnosis pregnancy of unknown location alias nggak ketauan dimana tempatnya. dikuatirkan di luar kandungan, tapi mudah2an enggak dan kadar Hcg juga turun drastis jadi nggak membahayakan. selain itu progesteron yang 18 indikasinya di dalam rahim cuma mungkin udah kadung luruh. memang aku sempat merasakan gejala hamil pas lagi tinggi2nya kadar Hcg, payudara sakit banget, pinggang sakit, badan nggak enak, suhu naik, mual dan pusing. tapi setelah turun kadarnya, pelan2 gejala hamil menghilang.
memang ini yang terbaik. nggak kebayang juga umur segini musti hamil lagi. risiko berat buat ibu dan janinnya, terutama buat janin karena kualitas sel telur yang sudah nggak bagus. yang aku kuatirkan sampai sekarang belum ada tanda-tanda flek, sedangkan di-usg nggak terlihat apa-apa.
gone too soon. sedih dan kehilangan. aku jadi bisa merasakan betapa beratnya perjuangan mereka yang sudah berusaha hamil, trus gagal. rasanya galau banget, ngenes dan kehilangan.
tapi memang ini yang terbaik juga. terlalu banyak yang harus di-adjust kalau ternyata hamilnya lanjut. semua planning harus direvisi.
sekarang kembali ke kehidupan normalku lagi. pengalaman ini menjadi salah satu pengalaman tak terlupakan dalam hidupku. membuatku semakin bersyukur akan betapa berharganya anak2ku, fikri dan selma..
ternyata sempat hamil sekitar 4-5 minggu, lalu dinyatakan PUL alias pregnancy of unknown location.
dari hasil tes darah kadar beta Hcg adalah 521 alias hamil (dinyatakan hamil kalau >5) dengan progesteron 18. tapi 2 hari kemudian test lagi Hcg turun drastis menjadi 230, progesterone 10.
dokternya mendiagnosa spontaneous abortion, complete or unspecified, without complication, pregnancy of unknown location.
dokter memastikan di usg tidak terlihat apapun, tapi tes darah positif hamil, jadi didiagnosis pregnancy of unknown location alias nggak ketauan dimana tempatnya. dikuatirkan di luar kandungan, tapi mudah2an enggak dan kadar Hcg juga turun drastis jadi nggak membahayakan. selain itu progesteron yang 18 indikasinya di dalam rahim cuma mungkin udah kadung luruh. memang aku sempat merasakan gejala hamil pas lagi tinggi2nya kadar Hcg, payudara sakit banget, pinggang sakit, badan nggak enak, suhu naik, mual dan pusing. tapi setelah turun kadarnya, pelan2 gejala hamil menghilang.
memang ini yang terbaik. nggak kebayang juga umur segini musti hamil lagi. risiko berat buat ibu dan janinnya, terutama buat janin karena kualitas sel telur yang sudah nggak bagus. yang aku kuatirkan sampai sekarang belum ada tanda-tanda flek, sedangkan di-usg nggak terlihat apa-apa.
gone too soon. sedih dan kehilangan. aku jadi bisa merasakan betapa beratnya perjuangan mereka yang sudah berusaha hamil, trus gagal. rasanya galau banget, ngenes dan kehilangan.
tapi memang ini yang terbaik juga. terlalu banyak yang harus di-adjust kalau ternyata hamilnya lanjut. semua planning harus direvisi.
sekarang kembali ke kehidupan normalku lagi. pengalaman ini menjadi salah satu pengalaman tak terlupakan dalam hidupku. membuatku semakin bersyukur akan betapa berharganya anak2ku, fikri dan selma..